Kisah Perjuangan, Memotong Rel Kereta Api Sepanjang 20 Meter Demi Balas Dendam Kematian Kawan Seperjuangan

Minggu, 04 Agustus 2019 | 13:06
Instragram @Indonesia_history_in_color

Kisah Perjuangan, Memotong Rel Kereta Api Sepanjang 20 Meter Demi Balas Dendam Kematian Kawan Seperjuangan

Sosok.id - 17 Agustus 1945 bukanlah akhir dari perjuangnan Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka, namun itu hanyalah pintu gerbang berdirinya sebuah negara yang akan banyak hambatan dikemudian hari.

Dalam perjuangan tersebut rakyat Indonesia menunjukkan persatuan dan kesatuannya, tanpa melihat latar belakang satu sama lain.

Karena memang tujuannya hanya satu, memerdekakan Republik Indonesia.

Perjuangan warga sipil memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Kerap dapat Misi Berbahaya, Kopaska TNI AL Selalu Tenteng Alat Kontrasepsi Ini Ketika Berada di Medan Perang

Ada kisah perjuangan menarik dari Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, ada kisah luar biasa dari dua pejuang asal kota Peyeum (tape) tersebut.

Mereka adalah , bersama dengan Uswata bin Asman.

Dua pejuang asal Purwakarta ini pernah menggulingkan kereta api yang membawa senjatan dan tentara Belanda tepatnya di sekitar wilayah Bendul Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta.

Sejarah perjuangan kedua warga Purwakarta mengalahkan Belanda tercatat apik dalam akun Instagram @Matahatipemuda.

Baca Juga: Crazy Rich Tukang Bubur, Lamar Kekasih dengan Mahar Emas 20 Gram, Sepeda Motor, 1 Ton Beras, Hingga Sapi Impor

Dilansir dari laman tersebut, Darja dan Uswata merupakan pejuang republik di wilayah tersebut.

Keduanya merupakan pemimpin milisi Republik Indonesia yang membuka jalur kereta api di Bendul, Purwakarta, Jawa Barat sepanjang 20 meter.

Darja dan Uswata berjuang bersama warga sipil lain dari Purwakarta.

Instagram @indonesia_history_in_color

Darja bin Sarta, Pejuang Kemerdekaan asal Purwakarta Jawa Barat

Suatu ketika ada kereta api yang mengantar tentara Belanda dan perlengkapan militer tergelincir di Bendul Purwakarta pada tahun 1948.

Setelah tergelincir tiba-tiba ada segerombolan warga sekitar yang melompat masuk kedalam kereta yang tergelincir tersebut.

Ternyata segerompolan orang tersebut adalah pejuang sipil yang jumlahnya sekitar 50 orang.

Setelahmeloncati kereta api yang ambruk, mereka memberondongi tentara Belanda yang ada di dalam dengan senjata api.

Baca Juga: Cerita di Balik Kebakaran Hutan di Riau, Prajurit TNI Tidur di Lokasi Kebakaran hingga Petugas Pingsan karena Kelelahan

Tentara Belanda yang tidak siap dengan aksi serangan tak terduga tersebut tak bisa membalas, alhasil 8 orang tentara Belanda tewas.

Selain membunuh tentara Belanda sebanyak 23 tentara Belanda mengalami luka.

Ternyata kereta api yang tegelincir tersebut memang sudah direncanakan oleh para pejuang.

Aksi penggulingan kereta api milik Belanda ini dilakukan oleh Darja dan Uswata serta kelompoknya sebagai balasan atas tindakan Dutch Police Action pasca kemerdekaan Indonesia 1945.

Baca Juga: Perjuangan Nadya Valerie Bangkit dari Penyakit Kanker, Jadi Youtuber dan Lulus Program Magister

Instagram @Indonesia_history_in_color

Uswata bin Asman

Dutch Police Action sendiri dikenal saat Belanda melakukan agresi militer di Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada 1947 atau setahun sebelum insiden Bendul Purwakarta.

Dutch Police Action dilakukan untuk mengurangi warga sipil yang dianggap memberontak tentara Belanda. Di Karawang Dutch Police Action membantai 431 orang laki-laki dan lebih dikenal sebagai “Pembantaian Rawagede”.

Sebelum kereta melintas daerah Bendul, Darja dan Uswata sudah melepas rel kereta tersebut sepanjang 20 meter.

Itulah yang membuat kereta api pengangkut Tentara Belanda dan juga perlengkapan senjata Tentara.

Baca Juga: Pegawai ASN Masih Aktif dan Pensiunan Pegawai Lingkup Pemkab Mimika Bentuk Aliran Sesat

Perlawanan Darja dan Uswasta pun berakhir setelah tentara Belanda menangkap keduanya, memenjarakan dan menghukum mati keduanya.

Kisah kepahlawanan dari kedua pejuang Purwakarta ini sudah membumi di daerah tersebut.(*)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Facebook, YouTube, Instagram

Baca Lainnya