Sosok.ID - Sebagai pasukan penggebuk utama TNI, Kopassus haruslah mempunyai mobilitas tingkat tinggi.
Karena itulah tak heran jika skema penyerbuan yang dilakukan oleh Korps Baret Merah haruslah cepat, mendadak dan mematikan.
Salah satunya sudah dipraktekkan di palagan Operasi Seroja 7 Desember 1975 dimana Kopassus beramai-ramai menyerbu bumi Lorosae melalu langit.
Mengutip buku "Hari H 7 Desember 1975, Reuni Operasi Lintas Udara di Dili Timor Portugis", sebelum melakukan operasi penyerbuan ini, TNI/ABRI kala itu melakukan operasi intelijen bersandi Flamboyan.
Baca Juga: Awal Mula Terkuaknya Hubungan Sedarah di Sulsel, Sang Adik Mengaku Janda yang Sudah Cerai Dua Kali
Mengutip Kiki Syahnakri, Timor-Timur The Untold Story, dalam operasi Flamboyan, ABRI membentuk tiga tim yang semuanya dinamai dengan nama perempuan yakni Tuti, Umi dan Susi.
Ketiga tim itu bertugas memetakan dan menyiapkan rencana Operasi Seroja di Timor-Timur serta mengamankan pimpinan partai di sana yang pro Indonesia macam Apodeti yang dipimpin oleh Arnaldo dos Reis Araujo.
Setelah rencana operasi dinilai sudah matang, maka segera dilaksanakanlah Seroja.
Sebagai serangan pembuka maka dipilihlah 270 prajurit Para Komando Grup 1 Kopassandha dan 285 prajurit Yonif Linud 501 Kostrad.
Baca Juga: Seribu Satu Usaha Keluarga Selamatkan Sri Wahyuni, TKW Korban Penyiksaan di Arab Saudi
Kedua satuan itu bakal melakukan operasi Lintas Udara tepat diterjunkan ke jantung kota Dili.
Namun sial bagi mereka, karena data intelijen dari tim Flamboyan meleset, awalnya hulubalang Indonesia itu yakin jika Dili hanya dijaga oleh Hansip.
Nyatanya di Dili dijaga satuan elit Tropaz, yakni unit militer di Timtim yang anggotanya dilatih oleh tentara Portugal dan tak menutup kemungkinan ada juga personil angkatan bersenjata negara itu disana.
Benar saja, pesawat C-130 Hercules AURI yang mengangkut tim penyerbu sudah ditembaki saat melayang di Dili.
Bahkan tembakan itu menewaskan Load Master pesawat.
Kecut hati para pasukan penyerbu lantaran unsur pendadakan sudah hilang yang merupakan ciri khas serbuan komando.
Namun peduli setan dengan semua itu, misi harus tetap dijalankan dan sejurus kemudian satu persatu personil Kopassus dan Yon 501 sudah melayang di udara.
Maut langsung menghampiri para pasukan penyerbu.
Dengan enaknya pasukan Tropaz menembaki dari bawah personil Kopassus dan Yon 501 sehingga belum mencapai tanah mereka banyak yang sudah gugur.
Sialnya tembakan tersebut belum bisa dibalas lantaran AK-47 tentara Indonesia terikat dipaha.
Bagi yang selamat mendarat di darat petaka belum usai.
Karena terpencar-pencar, para personil Kopassus dan Yon 501 harus berkonsolidasi dengan lainnya.
Namun sama saja, tiap-tiap personil harus cepat-cepat kokang senjata karena keberadaan mereka juga diburu oleh Tropaz.
Walhasil kota Dili pada petang itu semrawut karena lalu lalang peluru dan granat meledak dimana-mana.
Pasukan Linud Indonesia dari Yonif 501 Kostrad dan Grup-1 Kopassus saat melakukan serbuan ke Dili 7 Desember 1975.
Salah satu anggota Kopassus yang ikut penyerbuan yakni Letkol Inf Soegito usai mendarat langsung berlindung dibalik tembok.
Beringsut-ingsut dirinya waspada dan mendapati sekelompok pasukan Tropaz sedang asyik membedili tentara Indonesia yang baru mendarat.
Tak berpikir lama Soegito langsung menyaut granat dan dilemparkannya ke arah Tropaz.
Namun granat tak meletus, berang, ia lemparkan lagi granat untuk kedua kalinya.
Blaaarrr! ledakan granat mengenai pasukan Tropaz.
Beberapa personil Tropaz berhamburan terkena ledakan granat bahkan ada yang tertatih-tatih sekarat berusaha menyelamatkan diri.
Tak mau buruannya lepas, Soegito kokang AK-47 miliknya dan langsung memberondong para personil Tropaz yang sudah diambang maut itu.
Usai pertempuran membabi buta petang subuh itu, siang harinya Kopassus dan Yon 501 berhasil menguasai Dili.
Sedangkan Tropaz dan kombatan Fretilin mundur teratur ke gunung Matebian untuk melakukan perang Gerilya.
Para personil Kopassus saat Operasi Seroja
Serbuan linud yang sudah kehilangan unsur pendadakan harus dibayar mahal oleh ABRI.
10 Anggota Kopassus dan 35 prajurit Yon 501 gugur di medan laga.
Sedangkan di pihak Tropaz disebutkan ada 122 personilnya meregang nyawa.
Meski Dili sudah direbut itu baru permulaan karena berbagai operasi dan penyergapan kepada pimpinan Fretilin masih terus berlangsung. (Seto Aji/Sosok.ID)