Sosok.ID - Belum lama ini video viral seorang penipu kelas kakap jago menirukan berbagai jenis suara ramai di media sosial.
Video penipu kelas kakap jago menirukan berbagai suara ini viral lantaran keahliannya sampai membuat para awak media yang meliput jalannya jumpa pers tersebut terbelalak tak percaya.
Keahlian penipu ulung ini menirukan berbagai jenis suara kerap kali digunakan untuk menipu para orang tua melalui modus penipuan via telepon.
Baca Juga: The Devil's Breath, Jenis Bahan Narkoba Paling Mematikan di Dunia, Ternyata Berasal dari Indonesia
Ya, kasus penipuan via sambungan telepon atau yang biasa disebut voice phishing ini memang cukup jarang di Indonesia.
Umumnya, penipuan yang kerap terjadi di Tanah Air adalah penipuan undian berhadiah dengan modus pesan sampah atau spam.
Kendati jarang terjadi, bukan berarti sindikat penipu voice phising ini sama sekali tidak ada.
Dilansir Sosok.ID dari akun Instagram @_infocegatansolo dan Warta Kota Live, belum lama ini salah satu kelompok voice phising kelas kakap berhasil diringkus pihak kepolisian.
Pada Kamis (18/7/2019) lalu, pihak Polda Metro Jaya berhasil meringkus tiga tersangka penipuan voice phising dengan inisial M (27), AZ (38) dan A (27).
Dari postingan akun tersebut, ketiga tersangka disebut berhasil diamankan oleh jajaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di sebuah apartemen di kawasan Jakarta Utara.
Ketiga tersangka ini berhasil diamankan setelah berkali-kali diketahui melakukan penipuan via telepon.
Modus yang kerap kali mereka gunakan adalah menipu orang tua dengan kabar bahwa anaknya mengalami kecelakaan lalu lintas.
Menariknya, dalam video tersebut salah satu tersangka dengan inisial M adalah orang yang melakukan voice phising.
Hal ini dikarenakan M memiliki keahlian menirukan berbagai suara termasuk merubah suaranya sampai terdengar sperti orang lain.
Mulai dari karakter dokter, polisi, guru hingga suster pun dapat ia lakoni dengan mulus.
M bahkan sempat memperagakan keahliannya di depan para wartawan.
Saking jagonya ia menirukan berbagai karakter suara, keahliannya ini pun sampai membuat para wak media yang hadir dalam jumpa pers saat itu terbelalak tak percaya.
"Selamat siang, anak bapak sudah ada di rumah sakit, saat ini sudah ditangani dengan dokter," ucap M saat meniru suara seorang guru wanita.
Tak ayal, keahlian M ini membuat para wartawan tertawa karena terkejut.
Baca Juga: Kisah Tim Pendawa I, Satuan Pemburu TNI yang Secara Senyap Kuntit Pentolan OPM Tanpa Disadari Musuh
"Kok bisa sih?" celetuk salah satu awak media yang meliput jumpa pers tersebut.
Dilansir Sosok.ID dari Warta Kota Live.kelompok ini telah beraksi sejak tahun 2009.
Setiap satu bulan, kelompok ini bisa beraksi sampai 3 kali penipuan.
Setiap kali beraksi, ketiga tersangka ini bisa menipu korbannya antar Rp 17 juta hingga Rp 40 Juta.
Adapun informasi tentang korban mereka didapatkan kelompk ini dengan mengaku sebagai petugas Dinas Pendidikan dengan peran yang berbeda-beda.
Melansir dari Wartakota Live, hal ini pun dijelaskan sendiri olehKabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.
Baca Juga: Viral Anggota TNI Menangis Karena Anaknya Meninggal : Anakku Maafin Ayah, Dedek Pergi Ayah Nggak ada
"Tersangka A mendapatkan identitas murid dan orang tua murid dengan berpura-pura sebagai staf dinas pendidikan.
Setelah mendapatkan identitas tersebut, tersangka M akan menelepon orangtua anak tersebut bahwa anaknya mengalami kecelakaan," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jumat (19/7).
Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan tersangka M akan menelpon keluarga korban dan menyamar sebagai guru, dokter, hingga suster.
Saat menipu, tersangka M akan sedemikian rupa menyakinkan orang tua korban bila anaknya membutuhkan dana rumah sakit dengan segera.
"Jika transfer uang agak lama, tersangka AZ akan menelepon keluarga korban untuk memastikan apakah keluarga korban sudah mentransfer sejumlah uang atau belum.
Kalau korban belum telepon atau transfer, dia yang akan memastikan lagi kepada korban," kata Argo.
Setelah korban mentransfer sejumlah uang tersebut, kata Argo, selanjutnya korban melakukan pengecekan ke sekolah dan ternyara anak korban diketahui tidak ada apa-apa.
"Saat itulah korban sadar menjadi korban penipuan dan membuat laporan ke polisi," katanya.
Sampai berita ini ditayangan, postingan yang diunggah pada Rabu (24/7/2019) oleh akun Instagram @_infocegatansolo ini telah ditonton lebih dari 12 ribu kali.
(*)