Sosok.ID - Mungkin saat ini tak ada yang menandingi kebahagiaan yang dirasakan oleh Mbah Sogirah.
Kendati usia tak lagi muda, Mbah Sogirah akhirnya berhasil lulus sekolah di umurnya yang menginjak usia 74 tahun.
Tak hanya itu, Mbah Sogirah patut berbangga hati lantaran upacara kelulusannya kali ini sampai dihadiri para delegasi asing pemerhati pendidikan untuk para lansia.
Semangat menimba ilmu itu memang tidak terbatas oleh usia, jenis kelamin ataupun status sosial.
Terlebih lagi di Indonesia sendiri masih banyak rakyatnya yang berusia lanjut tidak mengenyam pendidikan dengan baik.
Hal ini biasanya dikarenakan perekonomian keluarga mereka pada masa itu tidak mencukupi untuk biaya sekolah.
Pendidikan pun dianggap sebagai sesuatu yang berharga dan mahal untuk didapatkan.
Namun di era teknologi maju seperti ini, para lansia yang tak sempat mengenyam pendidikan dengan sempurna kini bisa kembali bersekolah.
Ya, melansir Tribun Jogja, kini pemerintah tengah menggalakkan program Elderly School atau Sekolah Lansia.
Sekolah Lansia ini diprakarsai oleh Indonesia Ramah Lansia atau IRL.
Dalam program Sekolah Lansia ini para lansia diajarkan untuk pembelajaran dasar yang ditambah dengan penerapan pola hidup sehat.
Sekolah lansia ini pun terbukti meningkatkan kualitas hidup para warga dengan rata-rata usia lanjut di berbagai daerah.
Salah satu muridnya yang berhasil lulus tahun ini adalah Mbah Sogirah.
Mbah Sogirah adalah wanita lansia asal Padukuhan Karet, Desa Pleret, Bantul, Yogyakarta.
Wanita lansia berusia 74 tahun tersebut adalah salah satu murid sekolah lansia bersama dengan 39 lansia lainnya.
Pada hari kelulusannya, Mbah Sogirah dengan senyum sumringah tampil mengenakan kebaya terbaiknya yang dipadu padan dengan kain batik.
Tak berbeda dengan Mbah Sogirah, ke-39 teman-teman sekelasnya yang juga berusia lanjut tampil dengan pakaian terbaik mereka.
Pada hari ini, Rabu (24/7/2019), ke-40 lansia Padukuhan Karet akan di wisuda setelah berhasil menyelesaikan pendidikan mereka di Sekolah Lansia.
Sekitar 40 lansia pun duduk dengan rapi dalam barisan mereka mengenakan busana tiga berwarna ungu lengkap dengan topi kelulusan.
Senyum sumringah tak lepas dari wajah Mbah Sogirah yang bangga akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya.
Tak hanya itu, Mbah Sogirah juga mengaku bahagia bisa sekolah di Sekolah Lansia karena mendapatkan banyak teman.
"Kulo remen nderek sekolah teng mriki. katah rencange (Saya senang, bisa ikut sekolah disini. Banyak temannya)," kata Mbah Sogirah, menanti prosesi wisuda di pendopo Padukuhan Karet, Selasa (23/7/2019).
Mbah Sogirah tak bisa berhenti tersenyum kala menerima ijazah dengan namanya yang tertera di dalamnya.
Wisuda Mbah Sogirah pun kali ini terbilang cukup spesial.
Bagaimana tidak, prosesi wisuda tersebut dihadiri oleh penasihat Indonesia Ramah Lansia (IRL) Prof.Tri Budi W Rahardjo.
Tak kalah penting, para delegasi asaing pemerhati lansia pun turut menghadiri prosesi tersebut.
Salah satunya adalah Prof. Karthryn Braun yang merupakan Presiden Of Active Aging Consortium In Asia Pasifik (ACAP) dari Amerika dan Prof. Takeo Ogawa, Presiden of Asian Aging Bussiness Center (AABC) dari Jepang.
Baca Juga: Kisah Tim Pendawa I, Satuan Pemburu TNI yang Secara Senyap Kuntit Pentolan OPM Tanpa Disadari Musuh
Kedua tokoh penting ini bahkan terlibat langsung dalam memeindahkan tali toga para wisudawan di prosesi wisuda ke-40 lansia asal Padukuhan Karet, termasuk Mbah Sogirah.
Direktur IRL, Dwi Endah MPH mengatakan para aktivis pemerhati lansia tingkat dunia tersebut ingin melihat secara langsung, bagaimana proses wisuda sekolah lansia yang ada di Indonesia.
"Mereka tertarik. Karena memang di negara meraka belum banyak bahkan belum ada. Makanya ingin melihat yang ada di Indonesia. Sekolah Lansia berbasis masyarakat," tuturnya.
(*)