Halim Perdanakusuma, The Black Mascot Tentara Inggris Asal Madura yang Sukses 42 Kali Misi Pengeboman Markas Nazi

Selasa, 23 Juli 2019 | 15:25
Tribunnews | Wikipedia

Halim Perdanakusuma, 'The Black Mascot' Tentara Inggris Sukses 42 Kali Misi Pengeboman Markas Nazi

Sosok.id - Pahlawan Nasional Indonesia ini sudah tak asing di telingan kita.

Sebagai penghormatan bagi jasa sang pahlawan, namanya dijadikan sebuah nama bandar udara di kota Jakarta.

Ia kala itu ikut berperang melawan penjajahan, nahas ia tewas ketika misi penerbangan dari Malaysia ke Indonesia.

Tak banyak yang tahu kisah hidup 'The Black Mascot', julukan yang diberikan oleh ratu Inggris untuk Halim.

Lika-liku perjuangan telah ia lalui, bahkan sampai ikut perang dunia II di dataran Eropa.

Begini cerita singkat sang Pilot perang Indonesia.

Baca Juga: Ogah Ngartis dan Jadi Sorotan, Putri Hotman Paris Diam-diam Sukses Jadi Pengacara Kelas Internasional yang Kerja di Bawah Perusahaan Raksasa Dunia

Abdul Halim Perdanakusuma, pemuda asal Madura yang lahir pada 18 November 1922.

Ia menempuh pendidikan pertamanya di Sampangan.

Dalam Buku berjudul Halim Perdanakusuma (1978) yang ditulis M. Sunjata, Halim kecil sekolah di HIS (Hollandsche Inlandsche School) dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) sekolah setingkat SD dan SMP untuk pribumi yang berbahasa Belanda.

Setelah lulus Ia lanjutkan studi ke Magelang, tepatnya sekolah Pamong Praja (MOSVIA) yang ia tempuh sampai tingkat II saja.

Selepas lulus ia sempat bekerja menjadi pegawai negeri Probolinggo.

Bekerja menjadi pegawai negeri tidaklah membuat ia puas.

Baca Juga: Sungguh Apes, Preman Ini Berniat Memalak Truk, Tapi Malah Ditembak Sang Supir Yang Ternyata Seorang Polisi

Halim lalu pergi ke Surabaya untuk bergabung dengan Angkatan Laut dan ditempatkan di bagian torpedo.

Tak lama bergabung dengan Angkatan Laut Hindia Belanda, Jepang menyerbu Nusantara.

Banyak orang Belanda yang menyeberang ke Australia, tak sedikit pula orang pribumi yang ikut serta termasuk Halim muda.

Di Australia, Ia tak lama karena harus ditugaskan ikut ke India untuk bergabung dengan militer Inggris yang ada di sana.

Di India ini kisah keberuntungan Halim Perdanakusuma dimulai.

Awal kisahnya adalah ketika ia melukis wajah Panglima Armada Inggris di India, Laksamana Mountbatten.

Ketika lukisan itu jadi, lalu ia gantung di kamarnya.

Baca Juga: Bikin Pusing! Tes IQ Tersingkat dan Tersulit Di Dunia, Hanya 13 Persen Orang Yang Berhasil Mengerjakannya, Anda Bisa?

Dari buku M. Sunjata tertulis bahwa Halim memang sejak kecil gemar melukis.

Berita mengenai lukisan Panglima di barak tentara pun terdengar oleh Mountbatten, dan tak lama Halim di kunjungi oleh idolanya tersebut.

Singkat cerita Halim ditawari oleh sang Laksamana untuk melanjutkan pendidikan militer di Inggris.

Tapi ia mengajukan permintaan untuk pindah jurusan ke angkatan udara, permintaan tersebut dikabulkan.

Abdul Halim terbang ke Gibraltar kemudian ke Inggris setelah dari Inggris lalu lanjut ke Kanada.

Royal Canada Air Force (RCAF) adalah sekolah tempat ia menempuh pendidikan angkatan udara.

Baca Juga: 6 Kali Gagal Diterima, Putri Seorang Petani Ini Akhirnya Resmi Jadi Perwira TNI

Pada saat itu Abdul Halim Perdanakusuma baru berusia 22 tahun dan terpisah jauh dari keluarga bahkan tunangannya tanpa bisa berkomunikasi karena keadaan perang sedang meletus.

Dalam buku Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003, Halim muda saat itu tergabung di Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force (RAF).

Di RAF inilah sepak terjang pemuda Madura dibuktikan olehnya.

Tidak kurang dari 42 kali ia ikut misi pengeboman oleh Angkatan Udara Inggris di wilayah NAZI Jerman.

"Setiap kali ia iktu dengan skwadronnya dalam serangan udara atas kota-kota di Jerman dan Perancis, pasti seluruh awak pesawat pulang dengan selamat," tulis M.Sunjata dalam bukunya.

Itu yang melatarbelakangi Angkatan Udara Inggris menjulukinya sebagai 'The Black Mascot'.

Selesai Perang Dunia II di Eropa, Halim dikembalikan kepada satuan awalnya MLD (Marine Luchtvaart Dienst) alias Dinas Penerbangan Angkatan Laut Belanda.

Baca Juga: 6 Kali Gagal Diterima, Putri Seorang Petani Ini Akhirnya Resmi Jadi Perwira TNI

Dari situlah Halim mempunyai kesempatan untuk kembali ke tanah air, sekembalinya ke Tanah kelahiran ternyata di Indonesia sedang terjadi masa Revolusi.

mantan kru MLD Belanda tersebut lalu merapat ke Badan Keamanan Rakyat Udara milik Indonesia.

Halim adalah awak pesawat amfibi Catalina PBY yang bisa mendarat di air.

Meski upah tentara Indonesia lebih kecil ketimbang upah tentara Belanda pada masa itu, Halim tetap bergabung dengan tentara tanah kelahirannya.

selepas bergabung dengan Angkatan Udara Indonesia, beberapa misi sukses ia jalankan.

Sampai tahun 1947, menjadi tahun kelam baginya dan Angkatan Udara Indonesia.

Baca Juga: Apes! Rela Tempuh Jarak 2400 Km Demi Beri Kejutan Pada Pacarnya, Pria Malang Ini Justru Pergoki Kekasihnya Selingkuh dengan Lelaki Lain

Abdul Halim Perdanakusuma bersama koleganya Iswahyudi menjadi korban jatuhnya pesawat AVRO Anson di Tanjung Hantu, Semenanjung Malaya.

Selepas kematiannya Abdul Halim Perdanakusuma dikenang sebagai salah satu pahlawan Dirgantara Indonesia dan namanya dipakai sebagai nama salah satu bandar udara di Indonesia.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Tribunnews.com

Baca Lainnya