Sosok.id - Benjamin Netanyahu pecahkan rekor sebagai perdana menteri dengan masa jabatan terlama di Israel dalam sejarah negara Zionis.
Terhitung hari ini Sabtu (20/7/2019), Netanyahu resmi memimpin Israel selama 13 tahun 128 hari, sehari lebih lama dari pendiri sekaligus perdana menteri pertama Israel, David Ben-Gurion.
Bibi, panggilan akrabnya, telah memimpin Israel dalam dua waktu yang berbeda.
Netanyahu pernah mencatatkan dirinya sebagai perdana menteri termuda yang menjabat di tahun 1996 saat ia berusia 46 tahun.
Periode pertama saat ia menjabat hanya bertahan 3 tahun sampai kekalahannya dalam pemilu tahun 1999.
Ia sempat memutuskan untuk pensiun dari dunia politik, tetapi kemudian kembali menjabat sebagai menteri kabinet pada 2002 sampai kembali menjadi orang nomor satu di Israel pada tahun 2009.
Hingga pada tahun 2013 dan 2015, ia kembali memenangi pemilu.
Dengan demikian, ia berhasil menyamai rekor Ben-Gurion untuk menjabat sebagai perdana menteri selama empat kali.
Gaya kepemimpinan Natanyahu dikenal konservatif garis keras terutama dalam isu militer dan hubungannya dengan Palestina.
Hal tersebut dinilai sebagai kunci dari popularitasnya yang tinggi di mata masyarakat.
Selain itu, perekonomian Israel yang terus tumbuh juga turut mempengaruhi masyarakat untuk memilihnya kembali saat pemilu.
Walaupun begitu, ia juga tidak terhindar dari para kritikus yang mencibirnya sebagai sosok yang tidak demokratis dan anti-kritik dengan merujk pada kebijakan represifnya terhadap oposisi serta minoritas warga Arab di Israel.
Namun, untuk saat ini Netanhayu sedang menghadapi masa sulit yang akan menguji seberapa lama ia dapat mempertahankan kekuasaannya.
Pasalnya saat ini ia diinvestigasi terkait dengan sejumlah skandal korupsi.
Bahkan Maret lalu, Jaksa sudang mengumumkan bahwa institusinya berencana untuk mendakwa Netanyahu secara resmi.
Sampai saat ini dakwaan tersebut belum diajukan dan Netanyahu telah membantah tuduhan tersebut berulang kali dan mengecam rencana dakwaan sebagai upaya politik untuk menjatuhkannya.
Pemilu yang akan diselenggarakan pada bulan September ini akan kembali mempertaruhkan posisinya di mata masyarakat Israel.
Pasalnya pemilu dini atau pemilu ulang terpaksa digelar hanya lima bulan setelah pemilu bulan April lalu ketika Netanyahu menang tipis secara mengejutkan gagal membentuk pemerintahan mayoritas dalam batas waktu yang telah ditentukan.
Baca Juga: 10 Tahun Jadi Tetangga Nunung, Krisna Mukti Berikan Kesaksian Soal Penemuan Narkoba