Viral Potensi Adanya Tsunami di Laut Jawa, Begini Penjelasan BPPT

Sabtu, 20 Juli 2019 | 07:00
foto : brightside.me

Ilustrasi Tsunami

Sosok.ID - Netizen belakangan ini disuguhi adanya kabar viral potensi gempa dan tsunami di wilayah Pantai Selatan Jawa.

Menurut artikel-artikel di beberapa media sosial, menyebut jika tinggi gelombang tsunami bisa mencapai 20 meter.

Salah satu informasi ini diunggah oleh akun instagram @makassar-iinfo, Rabu (17/7/2019).

Unggahan ini langsung mendapat berbagai tanggapan dari netizen yang mempertanyakan keabsahan info tersebut.

Baca Juga: Viral Ajakan Serbu Nyi Roro Kidul Pakai Baju Hijau di Pantai Parangtritis, Memang Berbahaya, Ini Sebabnya!

Mengutip Kompas.com, Jumat (19/7/2019) pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko memberikan penjelasannya terkait hal ini.

Widjo mengatakan jika kajian ini memang disampaikan oleh BPPT pada agenda Table Top Exercise (TTX).

TTX atau gladi ruang ini bertujuan untuk menyiapkan rencana gladi lapang penanganan darurat tsunami.

Menurut kajian tersebut, wilayah Pantai Selatan Jawa-Bali memang berpotensi mengalami gempa megathrust bermagnitudo 8,8.

Baca Juga: Terpujilah Pak! Momen Sosok Anggota Polisi Gendong Calon Haji Tertua yang Berdesakan Masuk Bus

"(Wilayah) Pansela Jawa-Bali, berpotensi gempa dari zona megathrust lebih dari 8,8 dan menimbulkan tsunami," ujar Widjo.

Dengan mengacu akan besarnya gempa yang berpotensi terjadi di pantai selatan Jawa-Bali maka dapat memicu gelombang tsunami yang diperkirakan setinggi 20 meter.

@makassar_iinfo
@makassar_iinfo

postingan di akun @makassar_iinfo

Sedangkan jarak rendamannya bisa sejauh 3-4 kilometer.

"Gelombang tsunami 30 menit sampai di Pansela DIY," ujar Widjo.

Sementara itu melansir dari Antara, Widjo menambahkan datangnya gelombang ke pesisir memerlukan waktu sekitar 30 menit.

Baca Juga: 50 Tahun Misi Apollo 11, Ada Sumbangsih Mahasiswa Indonesia yang Sukseskan Pendaratan Manusia di Bulan

Namun BMKG membutuhkan waktu 5 menit untuk menyampaikan peringatan dini ke masyarakat.

Maka hanya ada 25 menit bagi semuanya menyelamatkan diri.

"Jika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain," ujar Widjo kepada Antara.

Berdasarkan informasi awal yang disampaikan BMKG, ada data tentang parameter gempa dan dilanjutkan dengan peringatan dini waktu tiba tsunami.

Pada pemaparan kajian ini, Widjo mengaku memperoleh informasi dari referensi Buku Peta Sumber Gempa 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Ia mengungkapkan, kajian ini dilakukan dalam rangka pembekalan peserta TTX BPBD DIY. (*)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Kompas.com, @makassar_iinfo

Baca Lainnya