Sosok.ID - Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mendekam di tahanan Rutan Narkoba Polda Metro Jaya terkait kasus kerumunan massa di Petamburan.
Rizieq Shihab ditahan di sel seorang diri, ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (15/12/2020), dikutip dari Tribunnews.com.
Diketahui, acara yang melibatkan Rizieq Shihab pada 14 November 2020 lalu menimbulkan kerumunan massa yang sangat besar, di tengah keresahan pandemi Covid-19.
Kerumunan sudah tercipta sejak kedatangan Rizieq di Bandara Soekarno Hatta pada 10 November 2020 lalu.
Sejak itu rentetan kerumunan tercipta, yang menurut Ridwan Kamil, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD secara tak langsung juga terlibat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Menko Polhukam Mahfud MD untuk ikut bertanggung jawab terkait kerumunan Rizieq Shihab.
Pasalnya menurut pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut, rentetan kerumunan dipicu sejak muncul pernyataan dari Mahfud MD.
"Izinkan saya beropini secara pribadi terhadap rentetan acara hari ini," kata Ridwan Kamil di Mapolda Jabar, Rabu (16/12/2020), dikutip dari Kompas.com.
"Pertama, menurut saya, semua kekisruhan yang berlarut-larut ini dimulai sejak adanya statement dari Pak Mahfud yang mengatakan penjemputan HRS itu diizinkan," ungkapnya.
Orang nomor satu di Jawa Barat tersebut menilai, meski Mahfud mengijinkan dengan syarat patuh pada protokol kesehatan, pernyataan itu memicu tafsir bahwa massa diperbolehkan menemui Rizieq Shihab.
"Di situlah menjadi tafsir dari ribuan orang yang datang ke bandara selama tertib dan damai boleh, maka terjadi kerumunan luar biasa sehingga ada tafsir ini seolah ada diskresi dari Pak Mahfud kepada PSBB di Jakarta dan PSBB di Jabar dan lain sebagainya," tambah Emil.
Lebih lanjut Ridwan Kamil menyinggung soal adil dalam Islam.
Menurutnya, orang yang perlu dimintai keterangan bukan hanya Gubernur Jabar dan Gubernur DKI, Mahfud pun perlu bertanggung jawab.
"Jadi beliau juga harus bertanggung jawab, tak hanya kami-kami kepala daerah yang dimintai klarifikasi ya. Jadi semua punya peran yang perlu diklarifikasi," ucapnya.
"Lewat statement ini saja bahwa hidup ini harus adil lah, semua yang punya peran dalam proses yang kita hadapi harus secara arif, bijak, dan segala hormat juga bertanggung jawab terhadap prosesnya," lanjutnya.
Ridwan Kamil pun mempertanyakan kenapa hanya kepala daerah yang dimintai keterangan.
Padahal menurutnya kerumunan tercipta tak cuma di Jakarta dan Bogor, tetapi juga di Bandara ketika Rizieq Shihab tiba dan massa melakukan penjemputan.
"Kenapa peristiwa awalnya yang menurut saya lebih masif itu sampai bikin kerumunan luar biasa dan merugikan material secara luar biasa malah tidak dilakukan hal seperti yang saya alami," ucapnya.
"Kalau keberatan mah saya akan kasih statement, ini saya datang dan menjawab ya, cuma kalau sistem hukum mau pakai keadilan maka semua proses dari awal sampai peristiwa juga harus dilakukan hal yang sama. Ini opini pribadi ya," tandas Ridwan Kamil.
Diberitakan Sosok.ID sebelumnya, kedatangan Rizieq Shihab ke Indonesia sejak hari pertama telah menimbulkan kerumunan besar yang meresahkan di tengah pandemi Covid-19.
Lalu lintas Tol Bandara Prof Soedijatmo di hari kepulangan Rizieq Shihab pada Selasa (10/11/2020) pagi, lumpuh total.
Jalan tol itu digunakan sebagai tempat parkir oleh ribuan simpatisan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Sejumlah fasilitas Bandara Soekarno Hatta juga rusak, serta 28 penerbangan terganggu di hari yang sama.
Tak berselang lama pada 14 November 2020, Rizieq menggelar acara pernikahan putrinya, dilanjutkan dengan acara Maulid Nabi.
Kedua acara tersebut kembali mengundang kerumunan massa, yang berbuntut panjang pada pencopotan dua Kapolda.
Gubernur Anies Baswedan juga dicecar sejumlah pertanyaan oleh Polda Metro Jaya.
Sementara Enam orang termasuk Habib Rizieq Shihab ditetapkan sebagai tersangka penyebab kerumunan pada Kamis (10/12/2020). (*)