Fakta Emak-emak Bentak TNI Polri Tolak Isolasi Mandiri, Wali Kota Solo: Mentang-mentang Kaya Jangan Merendahkan, Nggak Mau Diatur Jangan di Solo!

Senin, 06 April 2020 | 11:00
TribunSolo.com/Istimewa

Warga Solo yang mudik dari Jakarta, marah-marah saat didatangi petugas untuk didata terkait Covid-19, Sabtu (4/4/2020).

Sosok.ID - Solo, menjadi kota pertama di Jawa Tengah yang melaporkan adanya kasus positif Covid-19.

Sejak itu, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kota Solo.

Rudy lantas memberhentikan seluruh kegiatan yang melibatkan keramaian di kota kelahiran Presiden Joko Widodo ini.

Selain itu, pemerintah juga telah mengimbau agar warga tidak bepergian dan tetap tinggal di rumah.

Baca Juga: Diklaim Hanya Pemerintahan Otokratis Seperti China yang Dapat Atasi Covid-19, Negara Ini Buktikan Sistem Penanganan Tanpa Lockdown Juga Berhasil Besar!

Jika memang perlu pergi untuk bekerja, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk patuh pada physical distancing (jaga jarak fisik) dan mengenakan masker di tempat umum.

Kota Solo juga menerapkan kebijakan ketat untuk menyaring pendatang.

Terlebih bagi mereka yang datang dari zona merah corona seperti Jakarta, Jawa Barat, dan sekitarnya.

Guna memutus rantai sebaran virus corona, Wali Kota Solo meminta pemudik untuk mengkarantina diri selama 14 hari.

Namun, tidak semua warga bekerjasama dan mematuhi aturan tersebut.

Baca Juga: Terbukti 99 Persen Benar, Kajian BIN Paparkan Puncak Pandemi Corona di Indonesia Terjadi Bulan Juli dengan Jumlah Kasus Lebih dari 106.000, Bagaimana Cara Meredamnya?

Baru-baru ini sebuah video ramai dibicarakan.

Pasalnya, seorang ibu-ibu yang tinggal di Sondakan, Laweyan, Solo, mengamuk saat petugas Satgas Covid-19 datang berkunjung guna pendataan pemudik dari luar kota.

Ibu-ibu berhijab itu diketahui baru saja pulang dari Jakarta.

Petugas dari Babinsa, Bhabinkantibmas, dan Satlinmas yang datang dan meminta pemudik untuk isolasi mandiri, malah dibentak oleh ibu tersebut.

Melansir Tribun Solo, Lurah Sondakan, Prasetyo Utomo mengatakan, pemudik tiba di rumahnya pada tanggal 28 Maret 2020.

Baca Juga: Lahir di Tengah Kemelutnya Dunia Menghadapi Pandemi Global, Bayi Kembar Ini Dinamai Corona dan Covid, Orang Tua sang Jabang Bayi Beberkan Maknanya yang Dalam

Sesuai aturan protokoler kesehatan, pemudik itu harus menjalani karantina mandiri selama dua minggu.

"Ada laporan warga kalau ada yang datang dari Jakarta. Terus, kalau ada laporan begitu memang kita memiliki kewajiban menindaklanjuti, kemudian kita data," kata Prasetyo, dikutip Sosok.ID, silansir dari Tribun Solo, Senin (6/4).

Petugas pun datang menanggapi laporan dan melakukan pendataan, namun ibu itu justru bersikap tak sopan pada petugas.

Ia mencak-mencak dan berbicara dengan nada tinggi pada petugas sebab tak terima dengan kunjungan itu.

Baca Juga: Senjata Biologis? Propaganda Teori Kemunculan Virus Corona, Studi Meyakini Rusia dan China Sengaja Bekerjasama demi Merusak Tatanan Sistem Dunia

Minta maaf dan siap isolasi mandiri

Prasetyo yang ikut menyayangkan sikap arogan warganya tersebut mengatakan, terjadi kesalahpahaman antara petugas dan pemudik.

Sementara kini, masalahnya telah diselesaikan.

"Masalah sudah selesai, hanya kesalahpahaman, hari ini beliau sudah menyatakan permintaan maaf, hanya kesalahpahaman saja, protabnya sudah dilalui," jelas Prasetyo, Minggu (5/4/2020).

Baca Juga: Rekaman CCTV: Mendadak Jatuh dari Sepeda, Seorang Bapak-bapak Terkapar di Jalanan Meringkuh Kesakitan, Bukan karena Virus Corona melainkan Kelaparan

Prasetyo menjelaskan bahwa ibu tersebut telah melakukan skrining kesehatan, namun ia terganggu dengan kedatangan petugas yang mendata meskipun aturan telah ditetapkan.

"Tadi siang kita mediasi antara warga, Babinsa, Bhabinkamtibnas, Lurah, Danton Linmas, ada pak RT, pak RW, dan dari pemuda, intinya mengklarifikasi kejadian kemarin," jelas Prasetyo.

"Yang bersangkutan meminta maaf pada warga sekitar dan tim dari kelurahan," imbuhnya.

Ibu-ibu tersebut, kini telah menyatakan kesiapannya untuk menjalani karantina mandiri selama 14 hari.

Baca Juga: Ralat! Jubir Presiden Nyatakan Penangguhan Cicilan Kredit Untuk yang Terdampak Covid-19 Bukan Cuma yang Positif Corona

Wali Kota Solo sempat emosi

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi video tersebut.

Ia sangat menyayangkan sikap ibu-ibu itu dan bahkan terlihat cukup emosional dengan sikapnya.

"Saya berharap masyarakat jangan mentang-mentang, kita punya tujuan yang mulai untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona," ucapnya, Minggu (5/4).

"Petugas yang disana jangan dibentak-bentak, petugas yang di sana tidak dapat gaji, makan ya pakai uang mereka sendiri mohon untuk dihargai, menghargai sesama itu perbuatan mulia," imbuhnya membeberkan.

Mengetahui hal itu, Rudy secara pribadi menghubungi suami dari ibu tersebut.

Baca Juga: Indonesia Latah Stigma Negatif, Ketakutan Tertular Virus Corona Berujung Melukai Tenaga Medis Secara Mental dan Psikis

"Suaminya saya telepon, saya minta wong sugih kok rumongso merendahkan mereka yang datang," katanya.

"mereka itu punya tujuan memotong mata rantai penyebaran virus, ini bukan perosalan rumahku dewe atau apa," tambahnya.

"Petugas mau mendata terkait pernyataan kesanggupan melakukan karantina mandiri gitu aja, mentang-mentang kayak begitu, tadi suaminya sudah saya telepon," jelas Rudy.

Ia juga meminta orang bersangkutan untuk meminta maaf pada keluraha, termasuk TNI-Polri yang ikut dibentaknya.

"Saya suruh minta maaf ke kelurahan, TNI-Polri, saya suruh minta maaf ke kelurahan kalau tidak mau diatur di Solo jangan di Solo," tandasnya. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Tribun Solo

Baca Lainnya