Ibu Musa lantas menyiapkan oeti yang terikat tali untuk menyisui Musa. Saat melihat pergerakan tentara Fir'aun, ia meletakkan Musa di peti kecil di Sungai Nil.
Ia akan menarik lagi peti itu saat tentara Fir'aun pergi.
Tetapi suatu ketika ia lupa tak menali peti tempat Musa disembunyikan. Ibu Musa meminta Kakak Musa memperhatikan arah larinya peti tersebut.
Lalu Kakak Musa melihat peti itu menuju ke istana Fir'aun, dan diberitahukan lah kepada ibunya.
Bersamaan dengan itu, Asiyah istri Fir’aun yang berjalan ke kebun belakang bersama para nelayannya melihat peti Musa di pinggir Sungai Nil.
Ia memerintahkan pelayannya mengambil peti itu dan ketika dibuka ia melihat bayi kecil.
Aisyah yang juga seorang mandul, mengambil bayi itu dan memeluknya. Ada rasa cinta darinya sehingga ia bertekad melindungi Musa dari pembunuhan yang dilakukan suaminya.
Kepada Fir'aun ia berkata, “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak.” (QS. Al Qashash: 9).
Melihat Asiyah menyayangi bayi itu, Fir'aun pun akhirnya setuju untuk mengangkat Musa menjadi anak. Sehingga terjaga lah Musa dari pembunuhan. (*)
Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf Dijual ke Al Aziz Usai Dilempar ke Sumur oleh Saudaranya