Nabi Muhammad terus bertanya mengenai dosa sahabat itu, namun sahabat itu pula terus menyebut dosanya lebih besar.
“Apakah lebih besar daripada Kursi … Apakah lebih besar daripada Arsy …”
“Lebih besar dosaku”, katanya.
Lantas Nabi Muhammad SAW bertanya, apakah dosa tersebut lebih besar dari ampunan Allah atau tidak.
Sahabat itu menjawab, “Ya lebih besar ampunan Allah."
Nabi Muhammad SAW lantas menyarankan agar sahabat tersebut melakukan “Jihadlah fi sabilillah" untuk melebur dosanya.
Namun sahabat tersebut menolaknya.
“Wahai Rasulullah, sungguh aku termasuk orang yang paling penakut, andaikan tidak ada keluarga yang menemaniku keluar rumah di malam hari, niscaya aku tidak akan keluar sama sekali," katanya.
Lantas Nabi Muhammad SAW menyarankannya untuk berpuasa.
Namun sahabat tersebut kembali menolak, menyebut dirinya sama sekali tak sanggup berpuasa.
“Demi Allah, wahai Rasulullah, aku sama sekali tidak bisa kenyang dengan makan roti (sama sekali tidak mampu berpuasa),” katanya.
Rasulullah kemudian menyarankan untuk salat malam, namun kembali ditolak oleh sahabat tersebut.