Follow Us

Bak Disebut Jadi Awal Perang Dunia III, Amerika Serikat Sampai Was-was Gegara 3 Negara Ini Disebut Bakal Serang Mereka!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Selasa, 04 Januari 2022 | 17:17
Ilustrasi - Bak Disebut Jadi Awal Perang Dunia III, Amerika Serikat Sampai Was-was Gegara 3 Negara Ini Disebut Bakal Serang Mereka!
USNI News

Ilustrasi - Bak Disebut Jadi Awal Perang Dunia III, Amerika Serikat Sampai Was-was Gegara 3 Negara Ini Disebut Bakal Serang Mereka!

Sosok.ID - Memasuki tahun 2022, banyak ahli geopolitik mula melihat kemungkinan konflik yang bakal terjadi di sepanjang tahun ini.

Tak sedikit pula yang mengungkapkan bahwa di tahun 2022 ini setidaknya Amerika Serikat (AS) harus menghadapi 3 negara musuh bebuyutan mereka.

Setidaknya AS kini disebut dihadapkan dengan masalah besar dengan pergerakan militer dari tiga negara tersebut.

Baru-baru ini Rusia, Iran dan China memang dikenal tengah gencar mengembangkan segala jenis persenjataan mereka termasuk yang berbahan dasar nuklir.

Baca Juga: Kondisi Ayu Ting Ting dan Bilqis Jadi Sorotan Usai Pulang Dari AS, Umi Kalsum Sampai Ungkap Kesedihan: Sabar Ya Nak Cucu...

Seperti yang tengah dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan rudal supersonik mereka belum lama ini.

Melansir dari express.co.uk pada Senin (3/1/2022), Putin berusaha untuk menciptakan kembali kekuatan regional Rusia sebelumnya runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Hal serupa juga tengah dilakukan oleh Presiden China Xi Jinping.

Dengan berpegang teguh pada ambisi sejarah untuk "menyatukan kembali" Taiwan dengan tanah airnya, China.

Baca Juga: Dikasih Hati Minta Jantung, Sudah Diguyur Duit Rp 100 Juta, Kini Sosok Ayu Ting Ting Kembali Kuras Rekening Ivan Gunawan, Padahal Baru Tiba di Tanah Air

Selain itu tak bisa dilupakan mengenai tekad Presiden Iran Ebrahim Raisi ingin kembali dominasi regional diatur dengan kuat di Abad Pertengahan.

Termasuk jika perjuangan tersebut harus menggunakan senjata nuklir sekalipun.

Masing-masing negara berusaha untuk memaksakan kehendak mereka pada demokrasi yang berdaulat, baik secara teritorial atau melalui kampanye pengaruh berbasis dunia maya.

Jika ada negara yang salah yang mengambil langkah, maka dunia bisa menghadapi risiko terbesar dari konflik yang tidak diinginkan sejak berakhirnya Perang Dingin.

Baca Juga: Bilqis Berdarah-darah, Ayu Ting Ting Tak Mampu Bendung Kesedihan, Syifa Isyaratkan Bukan Kali Pertama Selama Mereka Liburan di AS: Lagi?

Apalagi kini konflik antara Rusia dan Ukraina semakin hari semakin memanas hingga NATO sampai turun tangan.

Diprediksi bahwa kedua negara mungkin masih akan tetap berkonflik hingga beberapa bulan ke depan.

Melansir dari laporan, Rusia tengah menurunkan 175.000 tentara yang diperkirakan berisi pasukan tentara bayaran juga.

Sementara itu. NATO sendiri mengizinkan pasukannya untuk membantu Ukraina, tapi Inggris dan beberapa negara masih diam.

Baca Juga: Api Kemarahan dan Derita Membumbung Tinggi di Sudan, Amerika dan China Tutup Mata atas Kudeta Afrika

Hal itu karena diketahui bahwa Ukraina bukanlah anggota NATO.

Jadi, jika tidak terlibat langsung, mungkin Inggris hanya akan menggunakan jalur diplomasi.

Berbeda dengan AS yang dilaporkan siap mengirimkan senjata kemampuan anti-rudal dan teknologi siber ke Ukraina.

Di sisi lain, AS masih memiliki banyak musuh di Timur Tengah.

Baca Juga: Sosok Ayu Ting Ting Boyong Anak Semata Wayang ke Amerika Serikat Nonton Konser BTS, Kondisi Bilqis Khumairah Razak Bikin Syok: Berdarah Lagi?

Apalagi semenjak pasukan AS meninggalkan Afghanistan dan membuat negara itu jatuh ke tangan Taliban.

Sementara China memperhatikan dengan seksama.

Konflik China dan Taiwan diperkirakan akan menjadi titik nyala dalam empat tahun ke depan.

Sedangkan konflik apa pun dengan China pada 2022 kemungkinan besar akan terjadi di Laut China Selatan.

Baca Juga: Usai Liburan ke AS, Ayu Ting Ting Terancam Sulit Kembali ke Tanah Air, Sang Biduan Harus Hati-hati Bila Ogah Dicap Pembawa Penyakit!

Melansir dari Intisari-Online.com, masalahnya konflik di Laut China Selatan bisa menyebabkan beberapa negara murka.

Sebut saja negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Terakhir, ada Iran.

Sebagai negara yang membenci AS setengah mati, Iran tidak menunjukkan kecenderungan nyata untuk memperlihatkan perkembangan senjata nuklirnya.

Mereka maju perlahan dan kini memiliki sumber pendapatan potensial lain setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.

Sebab itu memberikan Iran akses yang lebih besar ke pasar Asia. (*)

Baca Juga: Untung Ketahuan, Ayu Ting Ting Syok, Koper Bilqis Bisa-bisa Ditahan Petugas Bandara Amerika Serikat Gegara Isinya: Ngapain Bawa Ini?

Source : intisari-online.com, Express Co UK

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest