Kemana Mazlan? Rasanya tak mungkin ayah dua anak yang begitu giat bekerja, absen tanpa kabar berhari-hari. Apalagi ia pun tidak hadir dalam rapat penting di Raub.
Rekannya, ADUN di Benta, Datuk Zuki Kamaludin akhirnya melapor ke polisi. Isi laporan, kemungkinan orang hilang atau diculik. Sebab ia sudah tidak muncul pada pertemuan resmi sejak tanggal 3 Juli 1993.
Polisi pun mulai melacak tempat-tempat yang sering dan yang terakhir didatangi Mazlan. Diketahuilah kalau Mazlan lumayan sering berkunjung ke rumah sepasang bomoh.
Segera polisi mendatangi rumah bercat putih itu. Rumah itu kosong saat polisi datang. Di sanalah polisi mengetahui kalau Mona dan Affandi tidak tinggal berdua saja, tapi bersama Juraimi.
Pembantu Mona itu lalu dicari. Tak perlu waktu lama bagi polisi untuk menemukannya, ia sudah tertangkap pada kasus narkoba, 13 Juli 1993.
Kepada polisi, 19 Juli 1993, Juraimi mengatakan soal kepergian Mona dan Affandi, ke Kuala Lumpur. Namun ia masih menutupi perilaku bejat mereka.
Polisi merasa tidak puas. Rumah Mona dan Affandi kemudian digeledah. Ditemukan rekaman video, album foto, dan sertifikat milik Mazlan di rumah itu. Polisi semakin yakin, hilangnya Mazlan sudah pasti berkaitan dengan trio ini.
Pengakuan beberapa saksi, Mazlan pernah terlihat bersama Mona dan Affandi keluar kampung Hulu Dong menggunakan mobil Mazlan.
Mobil itu pun kemudian dicari, namun nihil. Akhirnya polisi membuat pengumuman di koran agar siapa saja yang melihat mobil itu segera melapor.
Beberapa hari kemudian, seorang salesman mengaku melakukan transaksi jual beli mobil yang dimaksud. Mobil Mazlan dijual di Pudu, Kuala Lumpur. Penjualnya tak lain dan tak bukan adalah dua sejoli, Mona dan Affandi.
Polisi bergegas melakukan pelacakan. Mona dan Affandi ditangkap di Wangsa Maju, Kuala Lumpur tak lama setelah itu.