Sejak saat itu, Muhammad Arief dipindahkan dari satu kota ke kota lainnya.
"Bapak ditahan tentara, dan itu terakhir saya bertemu dengan dia.
"Sempat dengar, katanya bapak dipindah ke Kalibaru, dan dengar lagi bapak sudah dipindah ke Malang," cerita Syamsi.
Walaupun ia dan sang ibu pernah mengunjungi Muhammad Arief, namun kini ia tak tahu-menahu perihal keberadaan sang ayah.
Muhammad Arief pun tak pernah pulang ke rumah sejak saat itu.
"Teman bapak yang cerita. Sampai saat ini saya tidak tahu bapak ada di mana. Dia tidak pernah kembali," kata Syamsi.
Bak jatuh tertimpa tangga, Syamsi dan keluarganya juga harus merasakan pedihnya dirundung oleh masyarakat sekitar.
Dalam sebuah artikel Kompas.com yang terbit 2014 silam, Syamsi mengaku rumahnya masih sering dilempari batu oleh orang.
"Kasihan ibu saya. Stigma sebagai keluarga PKI membuat ia tertekan. Ibu meninggal pada tahun 1997.
"Sampai hari ini, sering ada yang melempari rumah menggunakan batu. Saya kepikiran untuk menjual rumah ini, dan pindah ke mana gitu.