Sosok.ID - Sosok Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Prakasamemang tak pernah lepas dari sorotan publik termasuk soal kiprahnya di dunia militer.
Sepak terjang Jenderal Andika Perkasa dalam kemiliteran sendiri sudah tidak diragukan.
Ia merupakan perwira TNI dengan segudang prestasi dan kariernya di Korps Baret merah sangatlah cemerlang.
Terakhir, sebelum menjabat KSAD, Jenderal Andika Perkasa menjabat sebagai Pangkostrad.
Sementara di antara banyak prestasinya, kontribusi Andika Prakasa dalam operasi penangkapan tangan kanan Osama bin Laden, Omar al-Faruq, menjadi salah satu yang paling terkenal.
Pada tahun 2002, ia memimpin tim Buru Sergap yang dibentuk untuk operasi tersebut.
Saat itu, entah dengan cara apa Omar al-Faruq berhasil masuk ke Tanah Air dan sudah merancang serangan ke kedutaan AS di Jakarta.
Kedutaan AS di negara-negara Asia Tenggara menjadi sasarannya.
Bahkan, Indonesia menjadi debut teror al-Faruq.
Untung aparat keamanan Indonesia termasuk TNI berhasil mencium kegiatan teroris ini.
TNI pun segera merespons cepat dan berhasil mengetahui keberadaan Omar Al Faruq.
Berurusan dengan kelompok Osama bin Laden bukanlah hal yang mudah.
Bahkan, untuk melumpuhkan pendiri Al Qaeda, Osama bin Laden, Amerika menerjunkan pasukan terbaiknya, kelompok satuan 6 SEAL.
Penangkapan Osama bin Laden pada Mei 2011 itu juga menjadi salah satu operasi paling fenomenal yang dilakukan oleh agen CIA.
Faruq sendiri sudah dilatih menjadi teroris sejak tahun 1990 di Afghanistan.
Ia menjadi orang kepercayaan Osama bin Laden menyatakan akan memerangi AS dimanapun dan kapanpun.
Tapi rupanya, tim buru sergap TNI pimpinan Andika Prakasa justru tanpa kesulitan berarti berhasil meringkusnya.
Mereka meringkus al-Faruq di Masjid Jami' Bogor pada 5 Juni 2002 setelah bergerak cepat ke tempat persembunyiannya di Bogor.
Usai diamankan, al-Farouq diserahkan ke pihak AS dan dikirim ke fasilitas penahanan Bagram di Irak.
Meski, al-Faruq berhasil kabur dari Bagram pada Juli 2005.
Baru akhirnya pada 25 September 2005, 200 personel pasukan komando Inggris menyatroni persembunyian al-Faruq di al-Tuninnah Basra, Irak, untuk menangkapnya.
Dalam peristiwa itu, al-Faruq al-Faruq tewas setelah tersambar peluru, setelah terjadi baku tembak.
Andika Prakasa, sosok tentara Indonesia yang pada 2002 berkontribusi dalam penangkapan al-Faruq, memulai karier militernya ketika lulus Akademi Militer (Akmil) tahun 1987.
Setelahnya, Andika menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000).
Andika kemudian bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Ia pernah menjabat sebagai Komandan Peleton (Danton) Grup 2/Para Komando Kopassus (1987), Komandan Unit 3 Grup 2/Para Komando Kopassus (1987) hingga Komandan Tim 3 Sat Gultor 81 (1995).
Sosok yang kini menjadi Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ini pun merupakan menantu mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.
(*)