Sosok.ID - Menteri luar negeri Indonesia Retno Marsudi mendesak Myanmar pada Senin (2/8/2021) untuk menyetujui penunjukan utusan khusus Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Dilansir dari Reuters, Retno Marsudi mengatakan bahwa sedikit kemajuan telah dibuat pada rencana untuk mempromosikan pembicaraan antara pihak-pihak yang bersaing di Myanmar.
Diketahui, Myanmar saat ini tengah mengalami kekacauan besar akibat kudeta yang terjadi Februari lalu.
Pemerintahan digulingkan, dikuasai oleh militer di mana korban tewas terus berjatuhan akibat kekerasan.
Enam bulan setelah militer menggulingkan pemerintah Myanmar yang terpilih secara demokratis, utusan para menteri luar negeri ASEAN bertemu pada hari Senin untuk mencari solusi mengakhiri kekerasan dan mempromosikan dialog antara junta dan lawan-lawannya.
Berbicara kepada media melalui konferensi video, Retno Marsudi mengatakan kelompok itu "tidak membuat kemajuan signifikan" dalam menerapkan rencana lima poinnya untuk menghentikan gejolak di Myanmar, yang diumumkan pada bulan April.
Baca Juga: Hancur-hancuran karena Kudeta, Rusia Justru Makin Gencar Pasok Perangkat Keras Militer Myanmar
Penundaan "tidak ada gunanya bagi ASEAN" dan, jika tidak ada tindakan, masalah ini harus dikembalikan kepada para pemimpin untuk memberikan arahan, katanya.
Myanmar telah disiksa oleh tindakan keras mematikan terhadap protes, keruntuhan ekonomi dan eksodus pengungsi sejak kudeta 1 Februari.
Lonjakan infeksi virus corona telah membanjiri sistem kesehatannya, memperburuk krisis kemanusiaan dalam sebulan terakhir.
PBB dan banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan China, telah mendesak blok Asia Tenggara, yang 10 anggotanya termasuk Myanmar, untuk mempelopori upaya diplomatik untuk memulihkan stabilitas di Myanmar.