Dalam pernyataannya, kementerian luar negeri China mengatakan kerja sama dengan Kiribati dan negara-negara Kepulauan Pasifik didasarkan pada saling menguntungkan dengan bantuan yang diberikan "tanpa syarat politik apa pun".
“Kerja sama kedua belah pihak didasarkan pada saling menghormati dan konsultasi yang setara, dengan tujuan mengembangkan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat,” katanya.
Sebelumnya media The Drive mengatakan, jika benar lapangan terbang tersebut disulap menjadi fasilitas militer, maka kemungkinan terbesarnya adalah akan dimanfaatkan China untuk angkalan armada drone pengintai tak berawak.
Kiribati, yang dihuni sekitar 120.000 orang, memang telah menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir sebagai situs persaingan geopolitik yang terjadi di Pasifik.
Baca Juga: Amerika Peringatkan China Agar Jangan Macam-macam di Pasifik Jika Tak Mau Cari Ribut
Beberapa waktu lalu Reuters melaporkan bahwa China akan segera memperbaiki lapangan terbang terbengkalai yang terletak di pulau terpencil di Republik Kiribati, Pasifik.
Apabila landasan terbengkalai itu diperbaiki, Pulau Kanton bisa menjadi semacam "kapal induk" tetap, ujar sumber yang tak disebutkan namanya, kepada Reuters.
Tetapi jika lapangan terbang disulap menjadi fasilitas militer, akan membutuhkan lebih banyak usaha untuk merubahnya.
Konstruksinya akan membutuhkan banyak upaya seperti pembangunan hanggar, fasilitas perbaikan, penyimpanan, dan pemukiman.
Adapun lembaga pemikir "think tank" Australia, Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), khawatir bahwa Beijing akan memperluas instalasi pulau di Kiribati serta membentenginya.