Usai menyelesaikan pelatihan selama 2 tahun, Tatang Koswara kemudian ditarik Kolonel Edi Sudrajat, Komandan Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdiktif) Cimahi, menjadi pengawal pribadi sekaligus sniper saat terjun ke medan perang di Timor Timur (1977-1978).
Selama diterjunkan di Timor Timur, Tatang Koswara diberi misi untuk melumpuhkan kekuatan musuh.
Pernah suatu waktu, Tatang Koswara ditugaskan masuk ke jantung pertahanan lawan.
Tanpa disadari, Tatang Koswara rupanya berada di tengah kepungan lawan.
Ada sekitar 30 orang bersenjata berpatroli di sekelilingnya hingga Tatang Koswara tak bisa berkutik.
Meski terkepung dan terancam mati, Tatang Koswara bertekad untuk membunuh komandan musuh terlebih dahulu.
"Posisi komandannya sudah saya kunci dari pukul 10.00 WIB. Tapi, saya juga ingin selamat, makanya saya menunggu saat yang tepat."
"Hingga pukul 17.00 WIB, komandan itu pergi ke bawah dan saya tembak kepalanya," tutur Tatang Koswara.
Meski kalah jumlah dan sempat dihujani peluru, Tatang Koswara berhasil menyelesaikan tugasnya dalam kesunyian.
Selama empat kali masuk ke medan perang, Tatang mengatakan, pelurunya telah membunuh 80 orang.