Sebby lantas mengumumkan pesannya kepada seluruh orang Indonesia yang bertugas di wilayah Pegunungan Papua.
Ia memberi peringatan agar tak ada yang menjadi mata-mata TNI-Polri.
Menurut mereka, terdapat banyak mata-mata TNI/Polri yang menyamar menjadi warga dengan beragam profesi.
Oleh karenanya mereka tak segan menembak mati.
“Kami perlu sampaikan kepada semua orang Indonesia yang bertugas di daerah perang di wilayah Pegunungan Papua."
"Bahwa PIS telah dan sedang identifikasi bahwa semua orang Imigran yang bertugas di wilayah Pegunungan Tengah Papua hampir kebanyakan anggota intelijen atau mata-mata TNI/Polri yang menyamar sebagai Tukang Bangunan, Tukang Sensor, Guru, Mantri dan Petugas Distrik dll."
“Oleh karena itu kami menghimbau bahwa jangan menjadi mata-mata TNI/Polri, jika anda bertugas di daerah perang,” ujarnya.
Menurut laporan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Gusby Waker, guru Sekolah Dasar yang ditembak di Distrik Beoga Kabupaten Puncak adalah intelijen TNI-Polri.
“Gusby Waker melaporkan bahwa pasukannya menembak mati seorang guru di Beoga karena murni intelijen (mata-mata) TNI PORI. Ini sesuai laporan PIS TPNPB Kodap VIII Intan Jaya,”ungkap Sebby.
TPNPB mengklaim, mereka tidak akan menembak orang secara sembarangan.