Sosok.ID - Jas Merah! ungkapan Soekarno ini menjadi pengingat bagi manusia Indonesia agar tak lupa akan asal-usulnya.
Gampangannya jangan sampai manusia Indonesia lupa kacang akan kulit.
Karena sejarah itu untuk pembelajaran bagi generasi terkini dan yang akan datang.
"Kalau orang tak tahusejarahbangsanya sendiri – tanah airnya sendiri – gampang jadi orang asing di antara bangsa sendiri," tulis Pramoedya Ananta Toer dalam novelnyaAnak Semua Bangsa.
KehadiranIntisarimenjadi bagian untaiansejarahmedia di Indonesia.
Boleh dikata, majalah ini lahir ketika rezim pengekangan informasi pada 1960-an.
Pun, monumen bersejarah yang terkait dengan lahirnya majalah ini adalah Candi Prambanan.
Dalam sebuah pertunjukan sendratari dalam bias sinar rembulan di pelataran candi itu, Jakob Oetama dan Petrus Kanisius Ojong membicarakan sebuah media baru di tengah kekangan informasi oleh negara.
Misi mereka sama, akses informasi yang mencerahkan warga.
Lalu, mereka pun sepakat untuk menerbitkan media bergaya cerita manusia — bukan renungan atau opini belaka.