Follow Us

Bukan RA Kartini, Gayatri Rajapatni Ternyata Wanita Pertama yang Punya Gagasan Satukan Nusantara, Gajah Mada Jadi Bukti Kehebatannya!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Kamis, 08 April 2021 | 10:15
Bukan RA Kartini, Gayatri Rajapatni Ternyata Wanita Pertama yang Punya Gagasan Satukan Nusantara, Gajah Mada Jadi Bukti Kehebatannya!
Kolase Wikipedia - talesoftimesforgotten.com

Bukan RA Kartini, Gayatri Rajapatni Ternyata Wanita Pertama yang Punya Gagasan Satukan Nusantara, Gajah Mada Jadi Bukti Kehebatannya!

Sosok.ID - Gayatri atau Rajapatni adalah nama salah satu istri Raden Wijaya raja pertama Majapahit (1293-1309) yang menurunkan raja-raja selanjutnya.

Senin (2/4/2012), diskusi tentang sosok ibu suri kerajaan Majapahit, Gayatri Rajapatni, yang menghadirkan sejarawan dan diplomat University of British Columbia, Kanada, Prof Paul Drake di kampus Universitas Negeri Malang (UM),, memunculkan tafsir terbaru.

Tafsir terbaru itu adalah bahwa patung indah Prajna Paramita asal Singosari, Malang, sebenarnya bukan perwujudan Ken Dedes seperti selama ini dipahami.

Patung itu jika ditilik gaya artistiknya bisa dibuktikan berasal dari gaya era Majapahit (Majapahit style), dan diyakini sebagai perwujudan Gayatri Rajapatni.

Baca Juga: Bukan Sosok Sembarangan, Indro Warkop Ternyata Anak Dari Salah Satu Pendiri Badan Intelijen Indonesia, Nama Ayahnya Tercatat di Banyak Buku Sejarah!

Paul Drake yang mengantarkan bukunya Gayatri Rajapatni, Perempuan di Balik Kejayaan Majpahit (Penerbit Ombak, Yogyakarta, 2012) yang disunting sejarawan Universitas Indonesia Manneke Budiman, bahkan menyejajarkan Gayatri sekaliber dengan Cleopatra.

Gayatri seorang perempuan yang menjadi pemikir dan dalang sejumlah peristiwa, termasuk perekrutan Mahapatih Gajah Mada, bahkan patut diduga ada di balik pembunuhan raja sah Majapahit Jayanegara (1309-1322).

Patut diyakini Gayatri adalah think tank di balik masa paling cemerlang dalam sejarah Nusantara, yakni Majapahit era Tribhuwana Tunggadewi dan Hayam Wuruk yang dibantu Gajah Mada.

Earl Drake melakukan riset sejarah Majapahit menurutnya secara sambil lalu selama sekitar 20 tahun, seraya menjalani tugasnya di Asia sebagai diplomat saat bertugas di Kuala Lumpur dan Jakarta, terutama saat menjadi Duta Besar Kanada di Indonesia.

Baca Juga: Kisah Sosok Pendiri Masjid Istiqlal, Demi Bisa Bangun Bangunan Monumental Sampai Niat Pelajari Wudu dan Shalat, Begini Ceritanya!

Earl Drake kelahiran 1928, mengakui terutama ia tertarik karena terpesona oleh wujud fisik (patung) Prajna Paramita yang sensual dengan puting payudaranya itu.

Patung itu pada masa kolonial disimpan di Leiden, Belanda, dari asalnya di Singosari, dan kemudian dikembalikan ke Indonesia lalu kini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.

Setiap kali dibawa berpameran keliling dunia, termasuk di Paris dan Tokyo untuk pameran tema Asia, Prajna Paramita senantiasa menjadi pusat perhatian utama pengunjung pameran berkebangsaan barat.

Perwujudan sikap samadhi pendeta perempuan itu demikian mempesona dengan wajah sendunya.

Baca Juga: Sempat Jadi Ikon Google, Wanita Asal Indonesia Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Dokter Perempuan Pertama Sekaligus Kenalkan Alat Kontrasepsi Baru!

"Saya berkali-kali bertemu Prajna Paramita dan saya bertekad mempelajarinya," katanya.

Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Negeri Malang (UM) Deni Yudo Wahyudi yang menjadi pembanding diskusi tentang Gayatri ini, Senin (2/4) mengaku, ia sebagai sejarawan dan umumnya masyarakat masih menganggap Prajna Paramita sebagai Ken Dedes, namun setelah membaca buku Earl Drake, ia membangun keyakinan berbeda, bahwa patung itu memang Gayatri.

Deni menjelaskan, gaya artistik patung Prajna Paramita itu diakuinya baru ia sadari sekarang. Patung itu duduk di atas teratai yang berada di luar vas.

Itu sudah diketahui sejarawan, merupakan ciri patung Majapahit.

Baca Juga: Jadi Sosok yang Selamatkan Dunia, Mantan Tentara Malah Tak Dikenal Banyak Orang Setelah Gagalkan Terjadinya Perang Dunia Ketiga, Begini Kisahnya!

Gayatri hidup pada jarak sekitar seratus tahun setelah era Ken Dedes, istri Ken Arok, Raja Singosari.

Deni merujuk pada kajian sejarawan UI Agus Aris Munandar dalam buku Aksamala: Untaian Persembahan untuk Ibunda Prof Dr Edi Sedyawati (2003) dan Rahardjo S (2002) Peradaban Jawa: Dinamika Pranata Politik, Agama, dan Ekonomi Jawa Kuno yang menunjuk lokasi Prajna Paramita yang berasal dari kompleks Candi Singosari (di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, sekarang), justru pas jika diidentikkan dengan Gayatri.

Sebab, pada era Ken Dedes, lokasi Kerajaan Singosari bukan di Singosari, melainkan di lokasi yang masih diperdebatkan di antara spekulasinya Gunung Buring sekarang (sekitar 20 km barat Kota Malang).

"Apakah Prajna Paramita itu Ken Dedes atau Gayatri, memang sudah lama jadi perdebatan. Namun, publik selama ini memahami bahwa Prajna Pramita adalah Ken Dedes," ungkap Deni.

Baca Juga: Bertatap Muka dengan Nyi Roro Kidul, Mantan Wakil Presiden RI Ini Ramalkan Kemakmuran Indonesia Bila Benda Ini Ditemukan!

Agus Arismunandar bisa dibaca dalam bukunya, kata Deni, bahwa Gayatri setelah meninggal dibuatkan arca Prajna Paramita dan didharmakan di Prajnaparamitapuri (suatu tempat) di Bhayalangu.

Ini bisa ditafsirkan merujuk pada Kecamatan Boyolangu di Kabupaten Tulungagung masa kini.

Namun, sumber teks itu, Negarakertagama sebagai sumber utama sejarah Majapahit menyebut adanya kata juga dalam puisinya.

Itu dapat ditafsirkan ada dua Prajna Paramita.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Gubernur Belanda Paling Kejam, Ternyata Daendels Tak Semenyeramkan Itu, Bahkan Takut dengan Orang Pribumi Hingga Beri Julukan Ini Untuk Batavia

Sehingga, selain di Boyolangu, satunya ada di Singosari ini. Itu menjadikan tafsir, bahwa patung di Singosari adalah Gayatri, bukan Ken Dedes.

Namun, Prof Paul Drake yakin, ini adalah Gayatri, istri Raden Wijaya yang mengasuh Gajah Mada dan Hayam Wuruk pada masa kanak-kanak.

Dengan demikian merupakan pemilik cetak biru masa keemasan Majapahit.

Dalam acara 'Bincang Kebudayaan dan Bedah Buku PU Gajah Mada karya KH Agus Sunyoto', yang diunggah akun Youtube ELL-FUTHAH CHANNEL, (2/12/2020) sosok Gayatri digambarkan cukup jelas.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh KH Agus Sunyoto, Gayatri adalah pengasuh sekaligus guru bagi sosok perdana menteri Majapahit.

Baca Juga: Kaki Prajurit Kopassus Putus Membusuk Disiksa Tentara Belanda, Sudah Setia Tapi Dipecat karena Cacat Fisik Amputasi, Kehebatannya Terpatri dalam Sejarah NKRI

Patih yang cukup tersohor namanya sampai saat ini yang dikenal dengan Sumpah Palapanya, Gajah Mada.

Sosok Maha Patih Majapahit tersebut bisa dikatakan tak bakal menjadi pejabat besar tanpa asuhan dari Gayatri.

Menurut KH Agus Sunyoto, apa yang diperbuat oleh Gajah Mada untuk Majapahit hingga bisa menjadi kerajaan besar tak lain karena pembelajaran yang diberikan oleh Gayatri.

Bila demikian, Gayatri bisa disebut perempuan pertama yang memiliki gagasan penyatuan Nusantara jauh sebelum lahirnya RA Kartini dengan gagasan emansipasi wanitanya.

(*)

Source : intisari-online.com, YouTube

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest