Di antaranya, satu pesawat PLA terbang pada hari Sabtu, satu lagi pada hari Minggu, 10 pada hari Senin dan empat lainnya pada hari Selasa.
Baca Juga: Siap Perang, China Mulai Provokasi Taiwan dengan Pengerahan Pasukan Besar-besaran
"Kami bersedia membela diri tanpa pertanyaan dan kami akan berperang jika kami perlu berperang," kata Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu pada hari Rabu.
"Dan jika kita perlu mempertahankan diri kita sendiri sampai hari terakhir, maka kita akan membela diri kita sendiri sampai hari terakhir."
Berbicara tentang pergerakan pesawat militer China pada hari Rabu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah mengamati pola pergerakan China.
"Kami tentu saja telah memperhatikan dengan sangat prihatin pola upaya RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang sedang berlangsung dan upaya untuk mengintimidasi di wilayah tersebut, termasuk di konteks Taiwan," kata dia.
Baca Juga: Waspada, Kapal Perang China dan AS Adu Sangar di Laut China Selatan Buntut Ketegangan yang Meningkat
“Untuk mendukung kebijakan AS yang telah lama ada, sebagaimana tercermin dalam Undang-Undang Hubungan Taiwan, (AS) mempertahankan kapasitas untuk melawan kekuatan resor apa pun atau bentuk paksaan lain yang akan membahayakan keamanan atau sistem sosial atau ekonomi masyarakat di Taiwan,” kata Price.
Price juga memperingatkan bahwa AS sedang mengawasi setiap "serangan bersenjata" terhadap Filipina yang dilakukan China.
Hal ini sehubungan dengan kapal-kapal China yang berlabuh di sekitar Whitsun Reef di Laut China Selatan yang disengketakan, sekitar 320 km (200 mil) barat dari provinsi Palawan Filipina. (*)