Follow Us

Eropa Memanas, Agen Rahasia Rusia dan Inggris Saling Buru Gegara Informasi Target Pembunuhan Bocor, Begini Kronologinya!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Selasa, 23 Maret 2021 | 17:00
Eropa Memanas, Agen Rahasia Rusia dan Inggris Saling Buru Gegara Informasi Target Pembunuhan Bocor, Begini Kronologinya!
Kolase Tribun Jambi

Eropa Memanas, Agen Rahasia Rusia dan Inggris Saling Buru Gegara Informasi Target Pembunuhan Bocor, Begini Kronologinya!

Sosok.ID - Kondisi keamanan di Eropa baru-baru ini dikabarkan makin memanas setelah bocornya kabar perburuan pemerintah Rusia terhadap sejumlah orang yang ditargetkan akan dibunuh.

Bahkan kabar tersebut sampai menggemparkan Negeri Ratu Elizabeth.

Bukan tanpa alasan, ternyata hal tersebut lantaran salah satu wilayah yang jadi tempat operasi agen rahasia Rusia adalah Inggris.

Gemparnya kabar tersebut setelah mantan mata-mata Rusia membelot dan membocorkan rencana Vladimir Putin ke publik dunia.

Baca Juga: Berpakaian Setengah Telanjang, Wanita Ini Berhasil Sembunyi di Dalam Kapal Perang Inggris, Terkait Mata-mata China?

Mata-mata Rusia membelot dan memperingatkan dunia bahwa agen Presiden Rusia Vladimir Putin sedang memburu lawan-lawannya.

Sebagian besar targetnya pernah bekerja untuk FSB, generasi baru KGB Rusia.

Menurut sumber yang dirahasiakan identitasnya ini memperingatkan bahwa tim operasi khusus Rusia bersiap-siap menyeberang ke Inggris dari Irlandia.

“Karena Covid-19 hampir semua operasi di luar negeri dibekukan. Sekarang mereka mulai mengaktifkannya lagi,” katanya kepada Mirror.

Baca Juga: Bukan Cuma Drone China, Wanita Mata-mata Intelijen Jerman Tertangkap Menyusup ke Indonesia, Ternyata Sosok yang Datang ke Markas FPI, Begini Kronologinya!

Dua mata-mata pembelot itu diyakini telah memberitahu polisi Inggris tentang orang-orang dalam “daftar pembunuhan” pemimpin Kremlin tersebut.

Bersamaan dengan kabar itu, Kepala Angkatan Darat Inggris mengatakan Pasukan Khusus Inggris akan ditugaskan bersama MI6, untuk melawan aktivitas intelijen militer Rusia yang berpotensi mengganggu pertahanan Inggris.

Jenderal Sir Mark Carleton-Smith menyatakan pasukan khusus inggris SAS dan SBS akan ditempatkan pada “lintasan yang berbeda” dalam perombakan besar-besaran angkatan bersenjata yang akan diumumkan pada Senin (22/3/2021) melansir Daily Mail.

Dengan perombakan tersebut, Pasukan Khusus Inggris akan beroperasi bersama MI6 untuk melakukan operasi pengawasan terhadap unit intelijen dan militer Rusia.

Baca Juga: Niat Ingin Mata-matai Militer China, 4 Agen CIA Dilaporkan Tenggelam dalam Misi Rahasia, Begini Kronologinya!

Panglima Angkatan Darat Inggris mengatakan beberapa peran tradisional mereka sekarang akan diambil alih oleh Resimen Penjaga baru yang diumumkan pada Jumat (19/3/2021) menjelang penerbitan Dokumen Komando Pertahanan.

Menurutnya, di masa depan Pasukan Khusus akan melacak perubahan dan peningkatan sifat ancaman ke Inggris.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menyatakan angkatan bersenjata kerajaan perlu beradaptasi.

Pasalnya dalam 30 tahun terakhir ancaman telah “berubah tanpa bisa dikenali.”

Baca Juga: Mantan Agen Rahasia MI6 Bongkar Kelicikan China Lakukan Spionase ke Seluruh Dunia, Gunakan Perusahaan Asal Tiongkok Jadi Penyelundup Mata-mata

Dia menjanjikan investasi tambahan untuk '”intelijen, pengawasan dan pengintaian” serta untuk ancaman perang teknologi elektronik.

Inggris juga akan memperluas Pasukan Siber Nasional Kerajaan.

Akan ada Komando Luar Angkasa baru untuk mengoordinasikan operasi militer dan komersial.

Angkatan Laut Kerajaan juga akan mendapatkan kapal Pengawas Laut Multi Peran (MROSS) baru, yang melindungi kabel bawah laut yang vital.

“Ancaman yang paling gigih dan mematikan adalah yang terkait dengan aktor negara yang agresif,” Jenderal Carleton-Smith mengatakan kepada The Sunday Telegraph.

Baca Juga: Bak Film Action, Seorang Pria Bobol ATM di Semarang Tanpa Jejak, Raup Rp 707 Juta Untuk Beli 2 Mobil Dan Dugem, Begini Kronologinya!

The Telegraph melaporkan, kemungkinan unit Pasukan Khusus Inggris akan ditugaskan bersama MI6 untuk mengungkap aktivitas intelijen militer Rusia, GRU.

Mereka dianggap bertanggung jawab atas serangan racun saraf di Salisbury, terhadap mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya.

Unit elite juga dapat ditugaskan melawan aktivitas Grup Wagner.

Organisasi tentara bayaran Rusia ini secara luas dianggap bertindak sebagai agen untuk Kremlin.

“Kita tidak bisa lagi menerima begitu saja “pengakuan” keunggulan kemampuan Barat.

Baca Juga: 620 Kapal Nelayan Berangkat ke Natuna Siap Jadi Mata-mata Bantu TNI Jaga Wilayah NKRI, Ini Videonya!

Musuh kita memiliki lebih banyak pilihan,” ujar Menteri Pertahanan Inggris dalam tulisannya di surat kabar setempat.

Wallace menambahkan, enkripsi, presisi, dan operasi informasi memperumit gambaran ancaman saat ini.

Karena itu, pihaknya terus-menerus dihadapkan pada 'zona abu-abu,' di mana tindakan agresif menjadi isyarat dimulainya konflik terbuka.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mengubah sikap yang lebih keras terhadap Rusia di bawah pemerintahan Joe Biden.

Baca Juga: Bak Film Action, Seorang Pria Bobol ATM di Semarang Tanpa Jejak, Raup Rp 707 Juta Untuk Beli 2 Mobil Dan Dugem, Begini Kronologinya!

Moskwa sekali lagi membantah tuduhan bahwa Rusia adalah “pengaruh jahat” dalam sistem internasional.

Konflik antara Rusia dan AS baru-baru ini meningkat bahkan kedua pemimpin negara saling tuding setelah laporan agen intelijen membocorkan informasi penting.

Informasi tersebut berisi tentang adanya kampanye Rusia untuk memengaruhi pemilu 2020.

Laporan itu dipublikasikan menyusul sanksi Departemen Keuangan AS, yang diberikan kepada para pejabat sebagai pembalasan atas keracunan Navalny dengan bahan kimia.

Di antara mereka yang terkena sanksi adalah direktur dinas intelijen luar negeri Rusia, FSB.

(*)

Source : Kompas.com

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest