Sementara itu, proses pengerjaan proyek pembangunan kilang minyak masih tahap awal. Seperti pembersihan lahan atau clearing.
Menurutnya, warga sekitar khususnya para penggarap lahan diharapkan dapat bergabung dan mendapatkan pekerjaan melalui padat karya tersebut.
"Kalau punya lahan kan punya duit banyak nih, namun penggarapnya kan kasihan," jelasnya.
Adapun sebelumnya, Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengatakan, dari 840 kepala keluarga (KK) di desanya, ada 225 KK menjual tanah ke Pertamina.
Tanah itu dijual untuk pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR) yang merupakan kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Rusia, Rosneft.
PT Pertamina juga menghargai tanah warga lebih tinggi dari biasanya, sekitar Rp 600.000 sampai Rp 800.000 per meter.
Rata-rata, warga mendapat uang sebanyak Rp 8 miliar dari penjualan tanah itu.
Gihanto menjelaskan, warga yang memiliki empat hektare lahan mendapat uang sebesar Rp 26 miliar.
Bahkan total sudah ada 176 mobil yang diborong warga desanya menggunakan uang ganti untung tersebut.
(Hamim/Kompas.com)