Sosok.ID - Di masa-masa akhir kelengserannya, pembicara Nancy Pelosi mengatakan bahwa Presiden Donald Trump bisa menjadi 'aksesori pembunuhan'.
Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menghasut massa yang melakukan kerusuhan di Capitol Hill dan mengakibatkan lima kematian, termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol AS.
"(Kata-kata Presiden) itu penting, beratnya satu ton. Dan jika Donald Trump berbicara dengan orang-orang ini, mereka percaya dan menggunakan kata-katanya untuk datang ke sini (Capitol Hill)," kata Nancy Pelosi kepada MSNBC pada Selasa (19/1/2021) malam, dikutip Sosok.ID dari Daily Mail.
"Ketika kita berbicara tentang 'apakah ada rekan kita yang berkolaborasi (terlibat penghasutan)?' Nah, itu masih harus dilihat. Kita harus mendapatkan buktinya."
"Dan jika mereka melakukannya, mereka akan melengkapi kejahatan itu. Dan kejahatannya, dalam beberapa kasus, adalah pembunuhan,'' katanya.
Pelosi memimpin pemungutan suara pemakzulan terhadap Donald Trump satu minggu setelah serangan terhadap Capitol, yang membuat Trump menjadi satu-satunya presiden yang dimakzulkan untuk kedua kalinya.
Dewan Perwakilan Rakyat menuduh Presiden Trump dengan 'penghasutan pemberontakan' dalam kerusuhan 6 Januari.
Pelosi bahkan menggambarkan Trump sebagai "noda negara".
"Saya pikir kami lebih besar dari semua ini. Donald Trump adalah noda di negara kita," katanya.
"Saya tidak berpikir kita bisa mempertahankan demokrasi jika dia memiliki dua masa jabatan, untuk apa yang dia lakukan pada institusi kita atau apa yang dia lakukan pada Konstitusi kita. Dia tidak menghormati itu,'' lanjutnya, berkata kepada MSNBC.
Ketika ditanya pesan terakhirnya untuk Presiden Trump, Pelosi memintanya untuk secara resmi mengakui pemilihan yang memenangkan Joe Biden.