“Kita sudah mau sampai kasasi. Ngerti kalian kasasi? Kita itu sudah sidang. Pengadilan loh pengadilan. Sekarang, mati.”
“Mati kok bawa-bawa cucu. Tapi, nggak apa-apa lah. Biar ada kawannya.”
Lalu, ia menuturkan, karma sudah dibayar tunai.
“Padahal, kita sudah sampai main hukum. Kok cepat kali matinya? Ini loh (putrinya) yang kemarin-kemarin itu kau siksa waktu masih di dalam perutku. Terlalu banyak bacotmu. Aku lagi hamil kemarin. Mati kau sekarang. Makanya, jangan jahat-jahat kali di dunia ini, geng. Nyawa dibalas dengan nyawa. Nyawa dibalas nyawa,” katanya.
Jumita Vani Sidabutar mengaku sudah lama tidak live di Facebook dan sudah lama juga tidak merepet. Alasannya karena mengurus persidangan silang sengketa rumah pribadinya, yang dia tempuh lewat kasasi.
“Kita sudah mau sampai kasasi. Ngerti kalian kasasi? Kita itu sudah sidang. Pengadilan loh pengadilan. Sekarang, mati.”
“Mati kok bawa-bawa cucu. Tapi, nggak apa-apa lah. Biar ada kawannya.”
“Kek mana supir Fusonya, ya? Masih hidup nggak? Jadi, siapapun kalian yang tahu nomor supir Fuso, tolong ya kasih tahu nomornya ke aku. Inbox! Aku mau bilang makasih. Makasih banyak.”
“Dia iblis itu. Yang mati itu, iblis. Jadi, nggak perlu kalian kasihani. Itu iblis. Dia mau incar rumahku.”
“Tahun 2006, itu dia yang bobol rumahku. Nggak ku apakan sih. Tapi, kami masuk pengadilan. Sudah mati pula dia. Rencana mau sampai kasasi,” ujarnya.
“Sudah dipersiapkan duit banyak-banyak. Mati lagi. Beraninya bayar hakim. Sok berani bayar hakim. Buktikanlah. Sudah habis duit kau bayar hakim, mati pula kau,” ungkapnya.