Sosok.ID - Pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih beum menunjukkan tanda penurunan.
Virus SARS-Cov-2 telah menjadi momok bagi dunia sejak kemunculannya pada Desemnber 2019 lalu.
Sudah hampir 1 tahun lamanya dunia terseok karena virus corona, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menyatakan vaksin Covid-19 paling cepat baru bisa diedarkan pada pertengahan tahun depan.
Meski demikian, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa vaksin Covid-19 akan tiba di Indonesia pada November 2020 ini.
Karena terkesan lebih cepat dari klaim WHO, publik sontak meragukan keefektifan vaksin yang bakal tiba di Indonesia.
Dikutip dari TribunWow.com, melansir tayangan YouTube kompas TV, presiden dalam tayangan Rosi bertajuk "Jokowi Dikepung Kritik", Senin (16/11/2020), ditantang untuk menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19.
Rosianna Silalahi selaku pembawa acara mulanya menyinggung kepercayaan masyarakat turun menyusul sikap pemerintah yang terkesan terburu-buru atau malah tak serius dalam penanganan Covid-19.
Ia lantas menanyakan apakah orang nomor satu di Indonesia itu bersedia menjadi yang pertama kali disuntik vaksin atau tidak.
Menurut Rosi, jika presiden menjadi yang pertama disuntik, kepercayaan masyarakat akan meningkat.
"Karena orang akan makin percaya kalau Presidennya sudah duluan disuntik," ujar Rosi.
Mendengar hal tersebut, Presiden Jokowi mengaku siap, jika memang tim Satgas Covid-19 menunjuknya untuk jadi yang pertama disuntik vaksin.
"Ya kalau saya nanti diputuskan bahwa yang pertama disuntik presiden, ya saya siap," tegasnya.
"Kalau saya sudah ditentukan oleh tim bahwa presiden yang pertama, saya siap," tegasnya lagi.
Namun, Jokowi memperingatkan bahwa jika ia mengambil sikap demikian, kemungkinan ia akan kembali menerima cibiran karena dianggap tidak memprioritaskan masyarakat.
"Tapi jangan sampai nanti presiden pertama yang disuntik 'lho enak sekali presiden yang pertama, harusnya rakyat dulu', jangan seperti itu," pintanya.
Lebih lanjut presiden menjelaskan bahwa yang berhak lebih dulu mendapatkan vaksin adalah pejuang Covid-19 di lapangan.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Diborong Negara-negara Kaya, Bagaimana Nasib Indonesia dan Negara Pas-pasan Lainnya?
Mereka terdiri dari tenaga kesehatan, aparat keamanan, pelayan publik, tenaga pendidik, dan orang yang membutuhkan.
"Yang pertama disuntik nanti adalah tenaga kesehatan, para dokter, para perawat, itu didahulukan. Kemudian TNI dan Polri, kemudian pelayan publik, ASN yang menyangkut pelayanan kepada masyarakat, setelah itu juga guru," jelasnya.
"Kita sudah punya list siapa-siapa yang disuntik dan di lokasi mana. Nanti minggu depan insyaallah kita sudah mulai simulasi," pungkasnya.
Adapun dalam tayangan yang sama, Presiden Jokowi mengatakan vaksin Covid-19 akan tiba di Indonesia pada akhir November ini.
Kendati demikian vaksin tak bisa langsung digunakan karena perlu melalui tahapan-tahapan tertentu untuk memastikan keamanan.
"Vaksin datang itu kurang lebih nanti di akhir November. Tetap kita hati-hati, tetap harus melewati tahapan-tahapan di BPOM," ujar Jokowi, dikutip dari Kompas.com.
Namun Jokowi tak membeberkan berapa banyak vaksin yang akan datang.
Ia mengatakan butuh waktu sekira satu bulan lamanya untuk memeriksa vaksin sebelum disuntikkan ke masyarakat.
"Jumlahnya saya tidak berbicara. Setelah datang harus melalui lagi tahapan di BPOM Waktunya kurang lebih tiga pekan hingga sebulan," katanya.
Jokowi juga menegaskan, vaksinasi di Indonesia harus diperhatikan dan mengikuti standar WHO.
"Artinya, vaksin yang dibeli ini harus masuk list-nya WHO. Yang disuntik kan nanti umur 18-59 tahun. Ini juga sesuai standar WHO, ini harus diikuti," ungkapnya.
"Saya tak bicara vaksin dari produksi apa. Tetapi standarnya WHO harus kita jalani," tandasnya. (*)