Follow Us

Kekejaman China Terbongkar Lagi, Lebih dari 95.000 anak atau Semua Anak Etnis Muslim Uighur di Kota Ini Harus Terlantar, Ternyata Ini Penyebabnya!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Sabtu, 17 Oktober 2020 | 14:05
Kekejaman China Terbongkar Lagi, Lebih dari 95.000 anak atau Semua Anak Etnis Muslim Uighur di Kota Ini Harus Terlantar, Ternyata Ini Penyebabnya!
CP24

Kekejaman China Terbongkar Lagi, Lebih dari 95.000 anak atau Semua Anak Etnis Muslim Uighur di Kota Ini Harus Terlantar, Ternyata Ini Penyebabnya!

Melansir dari The Guardian, (16/10/2020) data menunjukkan semua anak di kota tersebut harus berpisah setidaknya dengan salah satu orang tuanya lantaran ditahan oleh pemerintah China.

Orang tua dari bocah-bocah malang tersebut kini harus mendekam di sebuah pusat penahanan yang juga disebut sebagai pusat pendidikan ulang.

Zenz mengatakan, "Strategi Beijing untuk menundukkan minoritas yang tidak patuh sedang bergeser dari penahanan ke mekanisme kontrol sosial jangka panjang. Di garis depan upaya ini adalah perebutan hati dan pikiran generasi selanjutnya."

Baca Juga: Muslim Uighur Dibelenggu Rantai hingga Dicekoki Obat oleh Polisi China, Malaysia Tegas Tak Bakal Ektradisi Pengungsi meski Xi Jinping Memohon!

Oleh penahanan tersebut hampir semua anak di kota Yarkand harus ditempatkan di panti asuhan negara atau sekolah asrama dengan keamanan tingkat tinggi.

Hampir semua kelas dan interaksi harus menggunakan bahasa Mandarian, bukan Uighur.

Menurut penelitian Zenz, ada total 880.500 anak yang hidup di fasilitas asrama pada tahun 2019.

Jumlah itupun disebut meningkat sebesar 76 persen sejak tahun 2017 karena sistem penahanan China diperluas.

Dampak penahanan terhadap anak-anak dan struktur keluarga menjadi salah satu aspek yang kurang diperhatikan dalam kebijakan China di Xinjiang.

Baca Juga: Terbongkar! Cara Sadis China Lakukan Lockdown Bagi Orang-orang Uighur, Ditelanjangi dan Diguyur Disinfektan Mendidih: Kulit Mengelupas...

Presiden China, Xi Jinping
Xinhua

Presiden China, Xi Jinping

Laporan saksi yang berada di luar China menunjukkan adanya hal yang disebut para pakar sebagai kebijakan sistematis pemisahan keluarga.

Source : Channel News Asia, afp, economist.com, The Guardian

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest