Kim menawarkan kata-kata lebih bersahabat kepada Korea Selatan, di mana dia berharap bisa menggenggam tangan tetangganya jika pandemi berakhir.
Melansir dari Bloomberg, Sabtu (10/10/2020), meski demikian, Kim berharap dan berusaha negaranya akan meningkatkan kemampuan pasukan militernya.
Pemimpin negara yang dijuluki "Pria Roket" oleh Donald Trump tersebut mengisyaratkan peningkatan militer negaranya.
"Termasuk ancaman nuklir yang secara terus menerus digaungkan oleh kekuatan musuh," jelas pemimpin Korut sejak 2011 tersebut.
Berbicara kepada kerumunan dari balkon, Kim menuturkan Korea Utara bukanlah negara pertama kali menggunakan senjata nuklir jika terjadi konflik.
"Tetapi jika ada negara yang berusaha menyerang kami, maka saya akan mengerahkan senjata terhebat kami dan menghukum mereka," janjinya.
Duyeon Kim, peneliti senior di Center for a New American Security di Seoul berkata, pidato Kim kali ini terasa lebih menyejukkan.
"Dia hampir berusaha tidak memprovokasi AS, sambil di saat bersamaan memamerkan keberhasilan negaranya untuk merekatkan persatuan," ujar Duyeon Kim.
Selain dimeriahkan oleh defile pasukan, parade militer merayakan 75 tahun Partai Buruh itu juga menjadi ajang perkenalan senjata baru.