"Jadi waktu itu sapi ayah dan sapi warga masuk di kawasan asrama Polsek, apalagi keadaan pagar sudah rusak. Saat itu anggota polisi melakukan penembakan," kata Syahrul, dikutip dari Kompas.com.
Syahrul menuturkan, ayahnya sangat terpukul dengan kejadian tersebut.
Padahal keluarganya telah menantikan kelahiran anak sapi yang diperkirakan akan terjadi pada Oktober nanti.
Lebih-lebih sapi tersebut merupakan harta berharga bagi Samsuddin.
Saat sudah melahirkan, anakan sapi itu sedianya akan dijual untuk memenuhi biaya kuliah anak dan kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Samsuddin sudah terlalu renta untuk bekerja, kata Syahrul.
Sementara sang ibu mengandalkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menjual kue.
"Saat ini, ayah sudah tua, tidak bisa kerja keras lagi. Tentu sangat sedih ketika mengetahui sapi yang dipelihara selama ini mati," tutur dia pilu.
"Jadi induk sapi itu ketika melahirkan, maka anaknya dijual untuk biaya kuliah dan kebutuhan lainnya," kata dia.
Tak terima dengan perlakuan semena-mena dari oknum kepolisian, Syahrul mendatangi Mapolsek Pasimasunggu.