"Selama enam tahun berada di istana, dia belum bisa beranjak ke level strategis. Dia lebih sebagai seorang walikota di istana presiden," kata Ben Bland.
Ben juga melihat masih ada peluang keberlanjutan kepemimpinan yang hampir sama di tahun 2024 mendatang.
Apa yang diteliti oleh Ben mengenai kehidupan politik Indonesia ternyata tak sembarangan.
Melansir dari Kompas.com, Ben telah menghabiskan 20 tahun untuk memahami Indonesia, dimulai dengan menjadi seorang mahasiswa studi politik Indonesia kemudian lanjut sebagai koresponden media internasional.
Kini pun ia menjadi pengamat di Lowy Institute.
Dalam delapan tahun terakhir, Ben mengatakan ia terpikat dengan kemunculan dan kerja keras Jokowi.
"Selain dari wawancara dengan presiden, saya juga berbicara dengan puluhan menteri, pejabat, pengusaha pendukung Jokowi serta pengikut-pengikutnya untuk memahaminya," jelas Ben.
Ben mengakui karyanya ini bukan biografi dalam bentuk konvensional, namun ia juga tak bisa menguraikan seluruh aspek kehidupan Jokowi.
"Saya hanya ingin memanfaatkan kisah pembuat mebel dari kota kecil yang menjadi pemimpin dunia untuk mengangkat cerita tentang Indonesia," jelasnya. (*)