Para pemimpin Taiwan telah bergerak untuk mengguncang militer dan meningkatkan pengeluaran.
Ketegangan militer di seluruh Selat Taiwan telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena Taiwan semakin menjadi titik fokus dalam konfrontasi antara China dan Amerika Serikat.
Baca Juga: China Laksanakan Latihan Militer Skala Besar untuk Mengepung Rapat Taiwan
Minggu lalu, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengadakan putaran baru latihan tembak-menembak.
Jadwal pelatihan terkonsentrasi dengan tak biasa, dimana berita melaporkan hal itu diarahkan ke Taiwan dan Amerika Serikat.
Sementara baru-baru ini, PLA melibatkan uji tembak empat rudal balistik jarak menengah ke daerah Laut China Selatan dekat Hainan pada hari Rabu.
Rentetan latihan itu terjadi sehari setelah China menuduh Amerika menerbangkan pesawat mata-mata U-2 di salah satu area latihan, menyebutnya sebagai "provokasi telanjang."
Pemimpin otoriter China, Xi Jinping, telah lama mengancam akan menggunakan kekerasan, jika diperlukan, untuk mencegah gerakan apa pun menuju kemerdekaan formal untuk Taiwan, sebuah negara demokrasi dengan pemerintahan sendiri.
China telah meningkatkan peringatan tersebut sejak presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, memenangkan pemilihan ulang pada bulan Januari dengan berjanji untuk melindungi kedaulatan pulau itu, mengalahkan seorang kandidat yang dipandang lebih berdamai.
Hal itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Xi akan merasa terpaksa untuk bertindak agresif, seperti yang dilakukan China dari Laut China Selatan hingga perbatasan dengan India.
Pesawat dan kapal perang China telah berulang kali mengancam wilayah udara dan perairan Taiwan dalam beberapa bulan terakhir, sementara para pejabat mengejek militernya, membandingkannya dengan "semut yang mencoba mengguncang pohon".