Sosok.ID - Malang tak terelak, mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi pemburu bonsai di Wonogiri ini.
Niat hati kepengin cari tambahan uang, pemburu bonsai di Wonogiri ini malah ketiban batu besar seukuran mobil.
Proses evakuasi pemburu bonsai yang memakan waktu hingga 10 jam lebih ini pun berlangsung dramatis.
Nahas, saat berhasil dievakuasi, nyawa pemburu bonsai malang ini tak terselamatkan.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Rabu (3/6/2020), pemburu bonsai malang ini bernama Ahmad Satiri (37).
Ahmad Satiri adalah warga Banjardowo, Desa Purworejo, Wonogiri, Jawa Tengah.
Diketahui, Ahmad Satiri memburu tanaman bonsai di hutan sebagai mata pencaharian.
Pemasukan yang lumayan dari pemburuan bonsai membuat Ahmad Satiri giat menekuni pekerjaan ini.
Namun nahas, mata pencahariannya ini pula yang merenggut nyawa Ahmad Satiri.
Mengutip Kompas.com, kejadian berawal ketika Ahmad Satiri mencari pohon serut atau bonsai di hutan pada Minggu (31/5/2020).
Tidak sendiri, Ahmad Satiri memburu bonsai bersama dengan beberapa rekan-rekannya di kawasan Bulu, Sukoharjo.
Di tengah-tengah pencariannya, Ahmad Satiri melihat ada pohon bonsai di bawah sebuah batu besar.
Batu tersebut berukuran sebesar mobil dan letaknya membahayakan.
Meski mengetahui hal tersebut, Ahmad Satiri tetap ingin mengambilnya lantaran sang pohon memiliki nilai jual yang tinggi.
Melansir Tribun Solo, Rabu (3/6/2020), berdasarkan pengakuan teman-temannya, korban sempat diperingatkan.
"Sebenarnya sudah diingatkan agar tidak diambil, karena medannya cukup terjal dan berbahaya," kata Kapolsek Bulu, Iptu Dalmadi.
Namun seolah tutup telinga dari peringatan teman-temannya, korban tetap nekat mengambil pohon tersebut.
Akibatnya, batu besar seukuran mobil menimpa tubuh Ahmad Satiri.
Beruntung, ketika kejadian, Ahmad Satiri masih dalam kondisi sadar.
Melihat hal tersebut, teman-teman korban langsung mencari pertolongan.
Melansir Kompas.com, proses evakuasi baru bisa dimulai sekitar pukul 18.00 WIB.
Kondisi medan yang sulit sempat menghambat tim gabungan mencapai lokasi evakuasi.
"Dari jalan utama, jaraknya sekitar 3 km naik ke atas, hanya ada jalan setapak dan licin menuju ke sana," jelas Iptu Dalmadi.
Posisi batu yang mendekati jurang pun membuat tim gabungan harus berhati-hati saat mengevakuasi korban.
Mengebor batu hingga pecah pun menjadi jalan keluar.
Proses evakuasi dengan bor yang memakan waktu selama 10 jam dan melibatkan belasan orang ini pun berlangsung secara dramatis.
Selama proses evakuasi, korban masih dalam keadaan sadar.
Kades Kedungsono, Supriyanto pun mengungkap bahwa korban sempat diberi makan dan diinfus oleh tim medis.
"Yang tertimpa batu hanya dibagian kakinya, dan selama proses evakuasi dia dalam kondisi sadar dan kuat. Tim sar juga membawa tim medis, dan sempat diinfus juga.
Jam 22.00 WIB juga sempat di tensi, dan normal," ungkap Supriyanto.
Proses evakuasi yang dimulai pukul 18.00 WIB ini rampung pada Senin (1/6/2020) sekitar pukul 01.00 WIB.
Begitu berhasil dibebaskan dari jepitan batu, korban langsung dilarikan ke RS Karima Utama, Kartasura, Sukoharjo dengan keadaan kaki yang lumpuh.
Namun pada pukul 05.00 Senin (1/6/2020) nyawa korban tak terselamatkan.
(*)