Sosok.ID - Pihak kepolisian Polresta Bandung akhirnya berhasil menguak perdagangan daging sapi oplosan babi yang telah beredar selama setahun belakangan.
Aksi perdagangan daging sapi oplosan babi di Bandung selama setahun ini terbongkar usai adanya laporan dari warga setempat.
Dari laporan warga, polisi berhasil menangkap 4 pelaku pengedar daging sapi oplosan babi yang setahun belakangan beredar di Bandung.
Mengutip Kompas.com , Selasa (12/5/2020) keempat pelaku adalah penjual daging oplosan tersebut dengan inisial T (54), MP (46), AR (38) dan AS (39).
Dalam aksinya, T dan MP berperan sebagai pengepul sedangkan AR dan AS adalah pengecer.
Keempat pelaku pengoplos daging diamankan pihak kepolisian Polresta Bandung di Kecamatan Banjaran, Bandung pada Sabtu (9/5/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
Penangkapan keempat pelaku dilakukan setelah pihak kepolisian mendapatkan laporan dari warga sekitar bahwa ada aktivitas penjualan daging oplosan.
Dan benar saja, saat diselidiki, pada tempat kejadian perkara, polisi mendapati keempat pelaku tengah beraksi.
Dari penangkapan pelaku, polisi berhasil mengamankan kurang lebih 500-600 kilogam daging oplosan dari lemari pendingin dan 100 kilogram dari pengecer.
Dilansir Sosok.ID dari Tribun Jabar, Selasa (12/5/2020) Kapolresta Bandung, Kombes Hendra Kurniawan mengatakan bawa pengepul bukanlah warga asli Banjaran, Bandung.
Pengepul adalah warga asli Solo dan baru setahun mengontrak di Banjaran, Bandung.
Selama setahun itu, T dan MP mengepul daging babi dari Solo untuk dijual kembali di Bandung sebagai daging sapi.
"Saudara T dan MP ini hanya warga ngontrak kurang lebih satu tahun, berasal dari Solo.
Barangnya ini dikirim oleh temannya dari Solo ke sini dengan menggunakan mobil pick up," kata Kombes Hendra Kurniawan seperti yang dikutip dari Sosok.ID Antaranews.com via TTribun Jabar,.
Lebih lanjut, Kombes Hendra Kurniawan menjelaskan dalam aksi pengoplosan, para pelaku sengaja merendam daging babi ke dalam rendaman boraks.
Rendaman boraks ini berfungsi untuk merubah penampilan daging babi yang pucat jadi menyerupai daging sapi yang lebih merah.
"Ada tekniknya dengan menggunakan boraks ini. Diolah kemudian menyerupai daging sapi dan dijual seharga daging sapi.
Sehingga, warnanya lebih merah menyerupai daging sapi. Sebab, perbedaan daging sapi dan babi, daging babi warnanya lebih pucat," jelas Kombes Hendra Kurniawan.
MengutipTribun Jabar, aksi pengoplosan daging babi ini rupanya cukup membuat warga sekitar lokasi kejadian terkejut bukan main.
Pasalnya, tidak ada satu pun warga yang curiga dengan aktivitas keempat pelaku.
Kepada warga, keempat pelaku mengaku menjual daging sapi reject dari supermarket dengan harga yang miring.
Ketua RW setempat, Mamat Rahmat mengatakan pelaku memang kerap diprotes warga lantaran suka memasok barang pada malam hari dan menimbulkan suara gaduh.
Ia juga pernah kena semprot dan ditantang balik pelaku lantaran laporan warga terkait pelaku yang kerap keluar kota mengurus dagangannya, terutama ke zona merah Covid-19.
"Saya tegur kalau sudah di luar kota terutama zona merah Covid 19, yakni Bogor, harus periksakan diri ke puskesmas.
Dia malah jawabnya sok aja kalau kebutuhan dibiayai mah," kata Mamat seperti yang dikutip Sosok.ID dariTribun Jabar.
Yang bikin herannya lagi, Mamat tidak menyangka bahwa usaha daging sapi yang digeluti pelaku adalah hasil oplosan daging babi.
Terlebih ketika ia dan warga baru mengetahuinya pasca pelaku kena grebek polisi.
"Jika disebut daging babi, takutnya itu benar daging sapi, tapi setelah digerebek polisi jadi ketahuan.
Namun setelah kejadian ini, tentu merasa kaget, sampai saya gak bisa tidur. Kami dan warga tentu merasa tertipu oleh dia," tandas Mamat.
(*)