Pasalnya, tidak ada satu pun warga yang curiga dengan aktivitas keempat pelaku.
Kepada warga, keempat pelaku mengaku menjual daging sapi reject dari supermarket dengan harga yang miring.
Ketua RW setempat, Mamat Rahmat mengatakan pelaku memang kerap diprotes warga lantaran suka memasok barang pada malam hari dan menimbulkan suara gaduh.
Ia juga pernah kena semprot dan ditantang balik pelaku lantaran laporan warga terkait pelaku yang kerap keluar kota mengurus dagangannya, terutama ke zona merah Covid-19.
"Saya tegur kalau sudah di luar kota terutama zona merah Covid 19, yakni Bogor, harus periksakan diri ke puskesmas.
Dia malah jawabnya sok aja kalau kebutuhan dibiayai mah," kata Mamat seperti yang dikutip Sosok.ID dariTribun Jabar.
Yang bikin herannya lagi, Mamat tidak menyangka bahwa usaha daging sapi yang digeluti pelaku adalah hasil oplosan daging babi.
Terlebih ketika ia dan warga baru mengetahuinya pasca pelaku kena grebek polisi.
"Jika disebut daging babi, takutnya itu benar daging sapi, tapi setelah digerebek polisi jadi ketahuan.
Namun setelah kejadian ini, tentu merasa kaget, sampai saya gak bisa tidur. Kami dan warga tentu merasa tertipu oleh dia," tandas Mamat.