Sosok.ID - Di tengah pandemi akibat virus corona, warga sebuah desa di Kabupaten Bogor dikejutkan dengan pelarian seorang wanita muda.
Wanita tersebut mendatangi warga di dekat lokasi kontrakan dengan tubuh penuh luka.
Bahkan ada bekas luka di bagian wajah yang mengering saat warga mendapati wanita tersebut.
Tak hanya itu saja, wanita itu terlihat kurus dan pucat seperti tak terawat.
Warga pun kaget dengan keberadaan wanita itu yang ternyata telah lama tinggal di sekitar lokasi pemukiman di sana.
Seorang ibu muda berinisial SM (17) menderita trauma berat setelah berhasil kabur dari kontrakan suaminya di Desa Kapasiran, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Keberadaan SM pun sempat menghebohkan warga sekitar pasalnya warga belum pernah melihat wanita itu sebelumnya.
SM diketahui nekat melompat dari plafon toilet di kamar tempatnya disekap, setelah itu ia lari melewati terowongan hingga berhasil keluar lewat tembok yang telah ia jebol.
Setelah ia berhasil kabur, wanita yang masih berusia 17 tahun itu langsung menghampiri warga yang tinggal di sekitar lokasi untuk meminta pertolongan.
Dirinya mengaku menjadi korban penyekapan dan penganiayaan oleh suaminya sendiri yang berinisial AA (37).
Saat ditemukan warga, tubuh ibu muda itu masih terlihat bekas luka lebam termasuk di pelipisnya.
Melihat kejadian tersebut warga langsung melapor pada ketua RT setempat yang langsung melapor pada pihak kantor polisi setempat.
Melansir dari Kompas.com, Ketua RT membenarkan kejadian penyekapan seorang istri oleh suaminya tersebut.
"Iya, dia (SM) ini kabur minta pertolongan dan dibawa ke rumah saya," ucap Saban, Minggu (3/5/2020).
Saban mengatakan bahwa SM berhasi kabur dari penyekapan pada hari Sabtu (2/5/2020) sekitar pukul 16.30 WIB.
Ia berhasil kabur setelah suaminya yang berprofesi sebagai pedagang roti keliling sedang tidak ada di tempat.
Kondisi itu dimanfaatkannya untuk bisa lepas dari sekapan sang suami dengan cara menjebol tembok kontrakan.
Selama disekap, SM mengaku tak pernah diperbolehkan keluar rumah bahkan dirinya juga tidak diberi makan.
"Saat ditemukan, baunya (SM) nyengat sampai warga mau muntah dan saat itu kelihatan di pelipis matanya bekas pukulan, sudah kering (lebam) gtu, pucat dan kurus juga badannya," ujar dia.
Padahal sang suami yang berinisial AA itu dikenal warga adalah pria yang baik dan sopan.
Tapi menurut Saban dan warga sekitar, semenjak pandemi AA menjadi tertutup.
"Iya warga saya, dia ngontrak di sini tapi memang belum ada setahun. Memang suka pindah-pindah (tempat tinggal). Memang orangnya baik, rajin jualan roti ada gerobak, lengkap usaha tapi sekarang sudah enggak bisa (kerja) apa-apa lagi," ucap dia.
"Nah pengakuan perempuan ini, setiap kali pindah (ngontrak) dia selalu disekap, kurang lebih selama 3 tahun lah dia pindah-pindah," imbuhnya.
Yang lebih mengherankan bagi warga, sejak tinggal di kontrakan tersebut warga atau tetangga tak tahu kalau AA sudah memiliki istri bahkan tinggal serumah di sana.
"Nah itu kita enggak ada kecurigaan, soalnya dia ramah banget kalau enggak ramah sudah kita laporin. Suaminya itu enggak ada masalah di warga kita, tapi ternyata nyekap istrinya dan sekarang udah dibawa ke polsek," tambahnya.
Setelah mendapat laporan dari ketua RT setempat, anggota Satreskrim pun langsung datangi lokasi kejadian.
Saat akan menangkap pelaku, petugas sempat terlibat kejar-kejaran dengan AA lantaran ingin melarikan diri.
"Warga kita sudah pada kumpul awalnya mau nangkep, pas polisi keluar dia kabur pakai motor, dikejar dan dikasih tembakan dua kali akhirnya nurut. Jadi saya enggak sempat tanya, bisa langsung ke Polsek saja," tukasnya.
Kini kasus tersebut tengah didalami oleh petugas untuk mengumpulkan bukti dan saksi. (*)