"Kami tidak mengenal kalian (Mesir) sama sekali kecuali dengan Al-Azhar, kami (Indonesia) dannegara-negara lain, kami tidak begitu paham dengan Mesir termasuk segi kebudayaannya, sekalipun itu adalah tombak utama dalam persatuan di sana,"
"Yang kami kenal dari Mesir hanya satu, yakni Al-Azhar", Maulana Syaikh tirukan Soekarno.
Semua perkataan Soekarno itupun membuat Abdul Nazer berpikir dan mencermati setiap nasehat kawan dekatnya tersebut.
Bahkan bukan hanya nasehat untuk jangan menutup Al-Azhar, namun Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia tersebut juga memberikan wejangan penting pada sahabatnya yang sedang membangun negaranya tersebut.
"Nasehat penting apa yang mau kamu berikan?" tiru Maulana Syaikh saat Abdul Naser berbincang dengan Soekarno.
Soekarno pun menyarankan untuk mempertahankan dan menyokong serta mendukung Al-Azhar, dan benar apa yang dikatakan oleh Soekarno.
Sampai saat ini Al-Azhar menjadi salah satu perguruan tinggi Islam rujukan bagi banyak orang di penjuru dunia untuk menimba ilmu.
Kejadian tersebut terjadi pada tahun 1959 menurut Maulana Syaikh saat Gamal Abdul Naser menjabat sebagai Presiden pertama Mesir setelah keruntuhan Monarki dan diganti Republik.
Sedang penguatan menyokong Al-Azhar oleh pemerintahan Gamal Abdul Naser setelah dinasehati Soekarno direalisasikan pada tahun 1961.
Saat itu Pemerintah Mesir mengeluarkan undang-undang nomor 103 tahun 1961 tentang pengembanan Al-Azhar Asy-Syarif. (*)