Pasalnya, virus ini telah menginfeksi lebih dari 4.000 orang di seluruh dunia.
Selama masa penelitian, peserta yang sengaja diinfeksi akan diisolasi selama dua minggu.
Mereka akan makan diet terbatas dan sementara waktu tak dapat berolahraga atau melakukan kontak fisik dengan orang lain.
Selama studi, peserta akan menjalani serangkaian pemeriksaan rutin. Termasuk uji usap nasofaring, dan tes darah.
Sementara staf medis yang menangani akan menggunakan pakaian pelindung untuk mengumpulkan setiap jaringan kotor yang terinfeksi.
Nantinya, obat-obatan dan vaksin yang paling efektif, akan digunakan pada pasien virus corona sebenarnya.
Sebelum melakukan pengujian, Hvivo harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Inggris.
Sejauh ini, sekitar 35 kandidat pembuat vaksin Covid-19 telah terdaftar oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meskipun begitu, Hvivo tak masuk dalam daftar tersebut.
Cathal Friel, ketua eksekutif perusahaan induk Hvivo, Open Orphan mengatakan, perusahaan berada di 'garis depan perjuangan melawan wabah'.