Follow Us

Ngaku Sebagai Penerus dan Bakal Lanjutkan Majapahit yang Runtuh 500 Tahun Lalu, Keraton Agung Sejagat di Purworejo Bikin Resah Warga, Penasehat Keraton Tegaskan KAS Bukan Aliran Sesat

Tata Lugas Nastiti - Selasa, 14 Januari 2020 | 09:10
Punya Tujuan Tunaikan Janji Majapahit yang Telah Runtuh 500 Tahun Lalu, Keraton Agung Sejagat di Purworejo Bikin Resah Warga, Penasehat Keraton Tegaskan KAS Bukan Aliran Sesat
Kolase gambar tangkap layar Kompas TV

Punya Tujuan Tunaikan Janji Majapahit yang Telah Runtuh 500 Tahun Lalu, Keraton Agung Sejagat di Purworejo Bikin Resah Warga, Penasehat Keraton Tegaskan KAS Bukan Aliran Sesat

Sosok.ID - Ramainya pemberitaan media membuat keberadaan Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo, Jawa Tengah yang sempat viral itu semakin heboh dibicarakan publik.

Bagaimana tidak, setelah dengan lantang mengklaim sebagai induk dari seluruh negara di dunia, Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo ini juga punya tujuan utama yang tak kalah menghebohkan.

Keberadaan Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo yang semakin vokal ini pun tak ayal membuat warga sekitar resah dan merasa terganggu dengan aktivitas mereka.

Ya, seperti yang kita ketahui, belum lama ini sebuah kelompok yang menamakan diri sebagai Keraton Agung Sejagat tengah viral di media sosial.

Baca Juga: Hanya Gegara Game Online, Bocah 13 Tahun Ini Disekap Tanpa Sehelai Benang oleh Ayah Kandung di Kandang Ayam, Berhasil Kabur Lompati Pagar Setinggi 3 Meter dengan Kaki Terborgol Setelah Lakukan Cara Ini

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Selasa (14/1/2020) kemunculan Keraton Agung Sejagat ini sempat hebohkan warga Desa Pogung Jurutengah, Purworejo Jawa Tengah.

Bahkan unggahan foto-foto kegiatan kelompok tersebut yang tengah melakukan kirab sempat dibagikan oleh akun Twitter @aritsantoso Minggu (12/1/2020) viral di media sosial.

Dalam cuitan akun Twitter @aritsantoso disebutkan bahwa Keraton Agung Sejagat mengklaim diri mereka adalah induk dari seluruh negara di dunia.

Memiliki markas atau kerajaan di Desa Pogung Jurutengah, Purworejo, Keraton Agung Sejagat memiliki pemimpin yang disebut dengan panggilan Sinuwun alias Totok Santosa Hadinigrat dan pasangannya, Kanjeng Ratu alias Dyah Gitaraja.

Baca Juga: Digosipkan Gagal Naik Pelaminan Gegara sang Pacar Berpaling ke Anak Mantan Menteri, Komedian Ini Baru Nikah 6 Tahun Pasca sang Mantan Berumah Tangga

Melansir dari liputan Kompas TV pada Senin (13/1/2020), dengan jumlah pengikut yang sampai detik ini telah mencapai 450 orang, Keraton Agung Sejagat mengaku memiliki tujuan yang mulia.

Cuitan viral  terkait Keraton Agung Sejagat yang berada di Purworejo, Jawa Tengah
Tangkap layar Twitter/@aritsantoso

Cuitan viral terkait Keraton Agung Sejagat yang berada di Purworejo, Jawa Tengah

Mengaku sebagai induk dari seluruh negara di dunia, Keraton Agung Sejagat bersedia menjadi wadah terkait konflik yang ada di dunia ini.

Melalui cara itu, Keraton Agung Sejagat mengklaim akan memperbaiki kedautan, sistem bernegara, sistem ekonomi secara moneter ataupun global.

"Kita umumkan kepada dunia Keraton Agung Sejagat sebagai induk daripada seluruh kingdom state tribune colony atau republik yang ada di dunia ini menyatakan menjadi jondang (kotak) terhadap konflik yang terjadi di seluruh dunia.

Baca Juga: Baru 5 Hari Nikmati Momen Pengantin Baru, Aktor Ini Pasrah Dijemput Polisi Gegara Nekat Nikah Siri dengan Anak Mantan Menteri Tanpa Restu

Dengan memperbaiki sistem kedaulatan, sistem bernegara, sistem ekonomi dan moneter secara global," ungkap Sinuwun alias Totok Santosa Hadinigrat seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas TV.

Kendati mengaku memiliki visi misi yang mulia, keberadaan Keraton Agung Sejagat gawangan Totok Santosa ini rupanya tak sepenuhnya diterima warga sekitar.

Melansir Kompas.com, Selasa (14/1/2020) keberadaan kelompk tersebut justru membuat warga resah dengan kegiatan mereka.

Keresahan warga ini pun sempat menarik perhatian pihak kepolisian setempat.

Baca Juga: Sengkongkol Siksa dan Bunuh Anak Kandung Sendiri Tanpa Alasan Jelas, Pasutri Ini Terancam Dihukum Seumur Hidup dan Cambuk, sang Suami Memiliki Kecerdasan di Bawah Rata-rata

Polres Purworejo bahkan berencana bakal menyambangi dam menemui pemimpin kelompok yang mengaku sebagai induk dari seluruh negara di dunia itu.

Kami mengetahui informasi tersebut, namun tindak lanjut belum bisa sampai langkah hukum dan kita akan bareng-bareng melakukan klarifikasi," kata Wakapolres Purworejo Kompol Andis Arfan Tofani, Senin (13/1/2020).

Kompol Andis Arfan Tofani mengatakan, informasi terkait keberadaan kelompok ini pun sudah diterima dari Camat Bayat, Kades Pogung Jurutengah hingga Bupati Purworejo.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, keberadaan keraton tersebut, ditandai dengan bangunan semacam pendopo yang belum selesai pembangunannya.

Baca Juga: Baru Menikah Sudah Pamer Foto USG, Musisi Ini Ngaku Bisa Bercinta 11 Kali Hanya dalam Semalam, Ternyata Ini Rahasianya

Di sebelah utara pendopo, ada sebuah kolam yang keberadaannya sangat disakralkan. dengan sebuah batu prasasti yang disebut Prasasti I Bumi Mataram.

Prasasti tersebut bertuliskan huruf Jawa, di kiri prasasti ada tanda dua telapak kaki, dan di bagian kanan ada semacam simbol.

Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya, yang dilaksanakan dari Jumat (10/1) hingga Minggu (12/1).

Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat menegaskan Keraton Agung Sejagat bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat.

Baca Juga: Dukung Aksi Nekat sang Ibu yang Sudah 12 Tahun Menjanda, Pria Ini Nikahi Ibunya Sendiri dan Inces Hingga Hamil, Ditentang Kades Malah Pindah Desa

Dia mengatakan Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.

Perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.

Baca Juga: Merdunya Duet Bunda Lina dan Teddy Diawal Pertemuan Tak Semerdu Kisah Cinta Keduanya, Teddy Mengaku Rindu Hingga Ingin Teriak Tiap Hari Jumat Tiba

Jodiningrat menyampaikan dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat mengontrol dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.

Menurutnya, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.

(*)

Source : Kompas.com, Twitter, Kompas TV

Editor : Tata Lugas Nastiti

Baca Lainnya

Latest