Sosok.ID - Sebuah Bus Sriwijaya dari Kota Bengkulu menuju Palembang baru saja mengalami kecelakaan maut di Kota Pagalaram pada Senin (23/12/2019).
Mengutip Kompas.com, Bus Sriwijaya yang membawa 50 penumpang ini jatuh terguling masuk ke dalam jurang dengan kedalaman 150 meter.
Akibat kecelakaan maut yang menimpa Bus Sriwijaya tersebut, 24 penumpang dinyatakan tewas dan 13 penumpang mengalami luka-luka.
Seorang warga kelahiran Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan turut menjadi korban dalam musibah kecelakaan Bus Sriwijaya masuk jurang di Pagaralam, Selasa (24/12/2019) dinihari tadi.
Dia adalah Imron (58) dan dinyatakan meninggal dunia. Salah satu penumpang Bus Sriwijaya.
Saat disambangi di rumah kakak perempuannya di belakang Puskesmas Indralaya, Masturoh (63), rupanya rumah tersebut tengah bersiap melaksanakan hajatan.
Masturoh hendak melangsungkan pernikahan anaknya yang bernama Melisa, Rabu esok.
"Imron rencananya mau ke sini, menghadiri pernikahan anak saya ini," ujarnya, tanpa raut wajah sedih.
Imron diketahui meninggal saat kecelakaan bus Sriwijaya Ekspress di Pagaralam.
Ia merupakan anak ketiga, dari 6 bersaudara.
Meskipun kelahiran Indralaya, namun Imron telah menetap di Bengkulu.
Menurut keterangan Masturoh, Imron sudah 25 tahun menetap di Bengkulu.
"Terakhir 3 tahun yang lalu dia pulang ke sini, lupa waktu kapan. Tapi setelah itu belum balik lagi ke sini," ungkapnya.
Sebelumnya Imron telah menelpon dirinya untuk memberitahu, jika dirinya akan pulang bersama dengan istrinya Yulia.
Ia meminta dijemput di daerah Timbangan Indralaya, pada pagi hari ini.
"Dia sempat bekelakar (bercanda), kalu dak sampai aku ke sano. la lupo aku jalan (kalau tak sampai aku ke sana, sudah lupa aku jalan)," ungkapnya.
Namun keluarga tak kunjung mendapat kabar darinya.
Hingga pukul 10.00 WIB, keluarga pun baru mendapat kabar duka dari anaknya Imron di Bengkulu.
"Jujur masih tak percaya. Ga tau kenapa, saya masih tak percaya kalau dia meninggal," ungkapnya.
Kendati demikian, keluarga masih menunggu kedatangan saudaranya yang lain yang hendak berkumpul di Indralaya.
Setelah berkumpul, mereka akan berdiskusi kapan akan ke Bengkulu melihat saudaranya yang telah meninggal tersebut.
"Nanti lah kita berembuk dulu. Di sini juga ada hajatan, mungkin kami ga bisa melihatnya. Tapi kami nanti ke sana, ziarah," jelasnya. (RM. Resha A.U)
Artikel ini pernah tayang di Sripoku dengan judul: Kelakar 'Kalau tak Sampai Aku ke Sana' Seolah Jadi Pertanda bagi Salah Satu Korban Bus Sriwijaya Ini
(*)