Sosok.id - Padahal bukan salahnya, tetapi wanita ini harus mengalami penderitaan dan juga meninggal dunia dengan tragis.
Parbati Buda Rawat (21) ditemukan tewas pada Minggu (1/12/2019) lalu di sebuah gubuk kecil yang terletak tak jauh dari rumah tempat tinggal keluarganya.
Melansir dari Daily Mail, Parbati meninggal dunia karna menghirup asap saat ia mencoba untuk menghangatkan diri dengan menyalakan api di dalam gubuk tersebut.
Atas kematian Rawat, pihak kepolisian telah menahan saudara iparnya.
Sebab, ia diduga telah menjalankan praktik yang sudah dihapuskan di negara tersebut.
Yakni, mengasingkan perempuan yang tengah mengalami menstruasi.
Bila terbukti bersalah, ia akan dikenai hukuman berupa penjara selama tiga bulan dan denda sebesar 3.000 Rupee atau sekitar Rp 590 ribu.
Hukuman tersebut berdasarkan aturan undang-undang yang diperkenalkan tahun lalu.
Adapun di Nepal sendiri, banya komunitas yang menganggap perempuan yang tengah mengalami menstruasi tidak suci.
Bahkan, di beberapa daerah terpencil, wanita yang tengah kedatangan tamu itu akan diasingkan di sebuah gubuk kecil yang terletak jauh dari pemukiman.
Tradisi sejak berabad-abad lalu ini disebut sebagai tradisi 'chhaupadi'.
Parktek ini telah menyebabkan kematian pada beberapa perempuan setiap tahunnya yang disebabkan oleh berbagai hal.
Seperti, demam, menghirup asap, digigit ular, dan serangan hewan buas.
"Kami menangkap saudara ipar korban kemarinuntuk diselidiki setelah dicurigai bahwa ia terlibat saat memaksa mendiang untuk tinggal di gubuk chhaupadi," ujar pejabat polisi setempat Janak Bahadur Shahi, seperti dikutip dari Daily Mail.
"Saya yakin ini adalah penangkapan pertama dalam kasus semacam ini," ujarnya yakin.
"Rasanya sangat positif ketika melihat polisi bertindak proaktif dan ini akan mencegah orang lain untuk mengikuti tradisi.
Tetapi jalan untuk mengakhiri (tradisi) masih panjang," ujar Radha Poudhel, seorang aktivis yang bekerja melawan chhaupadi.
Kematian Rawat ini merupakan kasus yang ketiga tahun ini.
Dua wanita sebelumnya telah dikabarkan tewas karena menghirup asap di pondok menstruasi di distrik sebelah.
Namun, Poudel mengatakan bahwa kematian tersebut tidak dilaporkan dan pihak berwenang hanya bersimpati pada keluarga yang ditinggalkan.
Tradisi Chhaupadi sendiri sebenarnya sudah dilarang sejak tahun 2005 lalu.
Tetapi hingga kini, beberapa daerah di Nepal masih setia menjalankan tradisi tersebut.
Terutama daerah-daerah yang terletak di bagian barat yang masih terpencil dan konservatif.
Tradisi ini terkait dengan agama Hindu yang menganggap bahwa wanita tak boleh disentuh saat menstruasi dan setelah melahirkan.
Mereka akan disir dari rumah, dilarang menyentuh makanan, simbol keagamaan, ternak, serta laki-laki.
Mereka akan dipaksa tidur di gubuk-gubuk sederhana yang dikenal dengan gubuk chhau.
(*)