Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ngirit, Nggak Perlu Beli AC Atau Kipas Angin, Dengan Botol-botol Bekas Ini Dijamin Kamarmu Jadi Adem

Seto Ajinugroho - Kamis, 10 Oktober 2019 | 17:13
Ngirit, Nggak Perlu Beli AC Atau Kipas Angin, Dengan Botol-botol Bekas Ini Dijamin Kamarmu Jadi Adem
Youtube

Ngirit, Nggak Perlu Beli AC Atau Kipas Angin, Dengan Botol-botol Bekas Ini Dijamin Kamarmu Jadi Adem

Sosok.ID - Indonesia sebagai negeri beriklim tropis memang kerap bersuhu panas.

Wajar jika rasanya masyarakat Indonesia sangat mendamba kipas angin atau pendingin ruangan macam AC.

Namun tak semuanya mampu membeli pendingin ruangan karena harganya yang mahal.

Akan tetapi kali ini Sosok.IDakan membagikan tips bikin ruangan auto adem tanpa kipas angin atau AC.

Baca Juga: Jet Tempur F-16 Belgia Jatuh, Pilot Tersangkut Bergelantungan di Kabel Listrik Tegangan Tinggi

Cara Unik Masyarakat Bangladesh

Sebagian warga Bangladesh mempunyai AC mungkin hanya sebatas angan.

Bagaimana tidak, kawasan tinggal mereka saja belum terjamah oleh listrik.

Kalaupun listrik sudah memasuki tempat mereka, mereka pun mungkin tidak mampu untuk membayar pengeluaran dengan adanya pendingin ruangan di rumah mereka.

Sialnya lagi, Bangladesh cukup terkenal dengan cuacanya yang panas.

Sepanjang musim panas 2016 saja, rerata suhu negara yang pernah masuk dalam wilayah Pakistan Timur itu mencapai 45°c.

Walaupun berbagai kondisi seakan tidak mendukung mereka, namun ide besar ternyata terlahir dari situasi tersebut.

Baca Juga: Insiden Listrik Padam Massal Berlanjut, FAMI Gugat Pemerintah Senilai Rp 313 Triliun

Warga kurang mampu Banglades membuat pendingin ruangan dengan botol plastik yang mudah ditemui di mana-mana.

Inovasi yang dicetuskan oleh Ashis Paul ini diberi nama Eco-cooler.

Botol-botol sudah terpasang pada papan.

Botol-botol sudah terpasang pada papan.

Cara kerja Eco-cooler sangat sederhana. Bahkan mungkin sebagian besar dari kita sudah memahami cara kerja yang menjadi dasar alat ini, namun tidak menyadarinya.

Lakukan eksperimen kecil ini: Tiup tangan Anda dengan mulut terbuka lebar, kemudian tiup kembali tangan anda dengan keadaan bibir yang hampir menutup seluruh mulut—seperti saat meniup suling.

Apa yang Anda rasakan? Perbedaan suhu udara yang keluar dari mulut terjadi dengan cara yang sangat mudah. Tentu Anda pernah menyadari ini kan?

Ketika ujung rongga tempat udara mengalir semakin menyempit, udara akan mengalami penurunan suhu.

Prinsip dasar inilah yang dipakai oleh Ashis saat menciptakan Eco-cooler.

Termometer menunjukkan adanya penurunan suhu udara.

Termometer menunjukkan adanya penurunan suhu udara.

Eco-cooler hanya menggunakan bagian tengah hingga atas botol plastik.

Bagian leher hingga mulut botol menjadi area untuk menurunkan suhu udara, sementara bagian perut botol sebagai gerbang masuknya udara.

Botol-botol plastik yang sudah dipotong ini kemudian dipasang pada papan yang sudah dilubangi sebagai tempat menancapkan mulut botol.

Baca Juga: Daerah Ini, Penduduknya Hanya Rasakan Aliran Listrik Kurang dari 12 Jam Tiap Harinya

Papan yang sudah penuh terpasang botol plastik ini kemudian diletakan sebagai bagian dari dinding bangunan. Walau bentuknya seperti dinding, namun secara fungsi, alat ini lebih mirip dengan jendela.

Dengan menggunakan alat ini, udara yang dihasilkan mengalami penurunan suhu hingga 5°c.

Inovasi yang merupakan bagian dari proyek Grey Group Banglades dan Grameen Intel Social Business Ltd. ini mampu menyejukkan banyak warga kurang mampu di Banglades.

Sejauh ini, Eco-cooler sudah terpasang pada 25 ribu rumah di Banglades. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Artikel ini pernah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Pendingin Ruangan Tanpa Listrik Ala Warga Kurang Mampu Bangladesh"

Source : National Geographic

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x