Waduk besar ini biasanya terlihat saat perjalanan dari Kota Wonogiri menuju Kecamatan Pracimantoro atau Baturetno.
Pembangunan waduk yang dimulai tahun 1976 silam ini menenggelamkan kawasan permukiman di tujuh kecamatan.
Masyarakat terdampak pun direlokasi melalui transmigrasi 'bedhol desa' ke beberapa wilayah Sumatera.
Saat musim kemarau seperti sekarang ini, debit air di Waduk Gajah Mungkur mengalami penurunan.
Dampaknya, peninggalan pemukiman masa lalu yang ditenggelamkan kembali terlihat.
Salah satunya berupa jalan di dasar waduk yang bahkan masih bisa dilalui kendaraan seperti mobil dan motor.
Pengendara pun bisa melintasi jalan itu dari Pasar Wuryantoro sampai sisi selatan waduk.
Baca Juga: Jadi Sasaran Kebiadaban G30S/PKI, Istri AH Nasution : Itu yang Mau Membunuh Kamu Sudah Datang
Menelusuri jalan itu, akan dijumpai peninggalan lain berupa jembatan beraspal.
Jembatan tersebut juga masih kokoh dan bisa dilalui kendaraan.