Melansir Tribun Jakarta, Kapolsek Sukatani AKP Taifur mengatakan dari keterangan keluarga, sudah beberapa tahun belakangan pelaku menghadapi masa-masa sulit.
Diduga hal inilah yang ujung-ujungnya membuat Suherman depresi hingga tega membunuh ayahnya sendiri.
Sebelum kejadian nahas ini terjadi, Suherman dikenal sebagai sosok pria penuh semangat dan memiliki bisnis usaha barang rongsok yang cukup sukses.
Melansir Warta Kota, tak hanya sukses, Suherman rupanya adalah juragan lapak jual beli barang rongsok yang suka berbagi rejeki dengan warga sekitar.
Hal itu sempat diungkapkan oleh salah satu warga sekitar bernama Turiman yang mengaku telah lama mengenalnya.
"Dulu banyak uang, saat masih jadi bos limbah bos lapak. Dia baik juga, kalau lagi pulang ke rumah suka kasih rokok kopi aja sama bapak-bapak disini," ujar Turiman seperti yang dikutip Sosok.ID dari Warta Kota.
Akan tetapi, lima tahun yang lalu bisnis tersebut tiba-tiba saja bangkrut.
Lantaran bangkrut dan tak lagi bisa menafkahi keluarga, Suherman diceraikan oleh sang istri tepat setahun yang lalu.
"Memang dia dulu usaha lapak sukses, ya namanya usahakan lalu ngedrop, terus seiring berjalannya waktu, ditambah dengan masalah rumah tangga, dia pisah, intinya dia banyak pikiranlah," terang Kapolsek Sukatani AKP Taifur.