Sosok.ID- Aksi pembunuhan dan pemerkosaan terhadap empat gadis muda membuat Tsutomu Miyazak dinobatkan sebagai psikopat terkejam sepanjang sejarah Jepang.
Tsutomu bahkan memiliki beberapa julukan di antaranya, pembunuh otaku, Drakula Miyazaki, hingga The Little Girl Murderer.
Dilansir All Thats Interesting, pada akhir 1988, orang tua dari seorang gadis berusia 4 tahun yang hilang, bernama Mari Konno, menerima sebuah paket.
Dalam paket tersebut ada serbuk halus, foto pakaian yang terkahir kali dikenakan Mari, beberapa gigi kecil, dan sebuah kartu pos.
Kartu pos itu bertuliskan, "Mari. Dikremasi. Tulang. Penyelidikan. Pembuktian."
Petunjuk itu kemudian mengungkap pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Tsutomo Miyazaki.
Profil
Tsutomu, terlahir dalam keadaan prematur pada bulan Agustus 1962.
Ia dalah anak hasil dari hubungan terlarang antara ayahnya dan salah satu saudari kandungnya.
Hal itu membuatnya memiliki kelainan pada pergelangan tangannya.
Sejak kecil, ia sudah menunjukkan kelainan, seperti memakan abu kremasi kakeknya sendiri.
Ia bahkan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri sejak kematian sang kakek.
Sebab, ia sangat dekat dengan kakeknya.
Di sekolah, Tsutomu juga dikucilkan oleh teman-temannya karena keadaannya tersebut.
Hingga ia akhirnya terbiasa hidup menyendiri sejak saat itu.
Ia juga tak mau bersosialisasi dengan lingkungannya.
Ia memilih untuk menyendiri dengan membaca komik kegemarannya.
Itu juga yang membuatnya menjadi otaku.
Pembunuhan
Memiliki masa lalu yang kejam, Tsutomu lantas melakukan tindakan kriminal.
Ia membunuh empat gadis muda pada 1988-1989.
Empat gadis itu berusia antara 4-7 tahun.
Tsutomu mulanya menculik korbannya, llau dibunuh.
Selain dibunuh, ia juga melakukan aktivitas seksual pada mayat korban.
Tak hanya itu, ia bahkan memakan salah satu potongan tangan korban, dan tangan lainnya dijadikan pajangan.
Baca Juga: 5 Fakta Jibril Mahasiswa UGM Penyebar Video Panas ke Orangtua Mantan Pacar, Begini Nasibnya Sekarang
Sementara darah korbannya juga diminum.
Usai melakukan aksi kejinya itu, Tsutomu akan mengirimkan surat pada keluarga korbannya yang berisi detail pembunuhan.
Ia juga akan memberikan panggilan kosong pada mereka.
Ditangkap
Suatu hari, saat Tsutomu hendak menculik korbannya, ia ketahuan.
Saat itu, ia kepergok ayah dari calon korbannya dan dilaporkan ke polisi.
Lalu polisi menggeledah rumahnya dan ditemukan berbagai buku, video porno, dan potongan mayat.
Usai ditangkap, ayah Tsutomu yang mengetahui perbuatan putranya itu menolak untuk melakukan pembelaan dan bunuh diri.
Sementara Tsutomu sendiri juga tidak mau minta maaf atas perbuatan yang telah ia lakukan.
Ia justru mengatakan jika perbuatannya itu dilakukan untuk kebaikan.
Akhirnya, atas perbuatannya tersebut, Tsutomo dijatuhi hukuman mati.
Ia dieksekusi dengan digantung pada 17 Juni 2008.
(*)