Sosok.id - Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Indonesia tepatnya di Banten.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Humas BNPB gempa terjadi pada Jumat (2/8/2019) sekitar pukul 19.03 WIB.
Gempa yang mengguncang sebagian wilayah pulau Sumatera dan Jawa tersebut berkekuatan magnitudo 7,4.
Sementara untuk pusat gempa terjadi di 7.54 LS, 104.58 BT, atau 147 km sebelah barat daya Sumur di Banten. Episentrum berada di kedalaman 10 Km.
Berikut beberapa fakta yang berhasil dirangkum dari Kompas.com:
1. Pusat gempa
Pusat gempa Banten ada di megathrust Selat Sunda.
Pakar tsunami dari Menteri Kelautan dan Perikanan Abdul Muhari mengatakan, "Posisi gempa di megathrust Selat Sunda."
Megathrust Selat Sunda adalah wilayah pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
Pertemuan lempeng tersebut diketahui dapat memicu gempa besar dan tsunami.
Bahkan potensi gempa yang ditimbulkan hingga mencapai 8,8 magnitudo.
Sementara untuk potensi tsunami dapat mencapai lebih dari 20 meter.
2. Terasa sampai Yogyakarta dan Mataram
Tidak hanya wilayah barat pulau Jawa dan wilayah selatan pulau Sumatera, tapi gempa juga terasa sampai wilayah lain.
Pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Gayatri Indah Marliyani mengatakan bahwa, sebran gempa tidak hanya terasa sampai Yogyakarta, Banyuwangi, tapi juga sampai Mataram.
Baca Juga: Gempa Berkekuatan 5.3 Skala Richter di Dekat Ibu Kota Yunani Athena, Kerugian Capai Rp 56 miliar
Ia juga mengungkapkan alasannya.
"Karakteristik gempa merata seperti itu, biasanya (pusat) gempanya ada di bagian dalam zona subduksi, atau istilah geologinya intra-slab," ujarnya saat dihubungi Jumat (2/8/2019).
Hal ini juga disebabkan adanya lempeng samudera yang pecah, retak, atau patah.
Sehingga hiposenter menjadi lebih dalam dan getaran yang ditimbulkan dapat mencapai ratusan bahkan ribuan kilometer.
3. Peringatan tsunami
Sesaat setelah gempa terjadi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) segera merilis peringatan tsunami.
Namun, dua jam kemudian, peringatan dinyatakan telah berakhir.
"Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir," demikian pernyataan yang disampaikan BMKG melalui berbagai siaran televisi.
Pernyataan itu juga dirilis melalui akun twitter resmi BMKG @infoBMKG.
4. Dampak gempa
Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang melaporkan setidaknya ada 30 rumah yang rusak akibat gempa.
Kepala BPBD Pandeglang, Deni Kurnia mengatakan, hingga pukul 07.00, jumlah rumah yang rusak ada 94.
Wilayah yang paling banyak mengalami kerusakan adalah Kecamatan Mandalawangi.
"Di Manadalawangi 44 rumah rusak, paling parah di dua desa Panjang Jaya dan Sinar Jaya," ujar Deni di kantornya, Sabtu.
Selain itu, ada dua warga yang terluka di Kecamatan Cikeusik dan Panimbang.
Sementara di Kabupaten Lebak, gempa juga menyebabkan kerusakan 12 rumah di delapan kecamatan.
"Data sementara hingga tengah malam tadi 12 rumah rusak, saya terus pantau untuk update," ujarnya.
Menurut temuannya, dampak kerusakan terdapat di wilayah uatara Kabupaten Lebak seperti Rangkasbitung, Cipanas, Warunggunung, dan Cimarga.
"Untuk korban jiwa maupun luka nihil," ujarnya.
Adapun berdasarkan laporan BPBD Sukabumi, ada 15 rumah yang rusak akibat gempa.
"Laporan sementara yang kami terima ada 15 rumah rusak dampak gempa," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Suherman dalam keterangan tertulis Jumat malam.
15 rumah yang rusak itu tersebar di 15 desa di 9 kecamatan.