Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dua Gadis Asal Kudus Berhasil Bawa Nama Indonesia di Acara "La Mode Sur La Seine a Paris" di Paris

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Rabu, 31 Juli 2019 | 07:00
Dua Gadis Asal Kudus Berhasil Bawa Nama Indonesia di Acara
KOMPAS.com | PUTHUT DWI PUTRANTO

Dua Gadis Asal Kudus Berhasil Bawa Nama Indonesia di Acara

Kedua pelajar ini adalah yang termuda dari 14 desainer Indonesia lain yang juga ikut berpartisipasi di Paris.

Dalam kesempatan tersebut, Fitria dan Farah, sapaan akrabnya, mengusung pakem gaya berbusana "modest wear" atau busana yang menampilkan koleksi pakaian sopan dan tertutup.

Meski demikian, konsep "modesty" itu tidak hanya dikaitkan ke busana Muslim saja, namun juga diterapkan ke busana konvensional.

Baca Juga: Fakta Robi Anjal, Sosok yang Mengaku Hidup Lagi Usai Mati, Masyarakat Kecewa Jenazah Tak Jadi Meninggal Dunia

Menariknya, keduanya mengangkat kebudayaan Jawa di kancah internasional dengan memperkenalkan bahan busana dari kain tenun troso, khas Kabupaten Jepara, Jateng. Mereka pun menyebut tema busana yang melenggang di Paris saat itu adalah "Troso Nimbrung" yang terinspirasi suasana laut di Jepara.

"Troso adalah kain tenun troso dari Jepara dan nimbrung berarti ngikut. Jadi, motif tenun troso yang mengikuti suasana laut di Jepara. Kenapa kami memilih kain tenun troso Jepara, karena batik dan khas-khas daerah lain sudah banyak dikenalkan. Kami ingin perkenalkan budaya Jawa yang beragam dan kami pilih kain tenun troso Jepara. Alhamdulilah responsnya baik," terang Farah, didampingi Fitria, saat ditemui Kompas.com, di Kudus, Minggu (21/7/2019) sore.

Kain tenun troso Jepara didesain oleh Fitria dan Farah menjadi busana yang santun dan tidak provokatif untuk menghindari sebagai obyek perhatian seksual.

Busana dari kain troso Jepara yang menutup sebagian besar bagian tubuh itu menjadi lebih sedap dipandang mata, dengan potongan kain troso yang mengaburkan siluet dan lekuk tubuh perempuan.

Baca Juga: Tergiur Jadi Artis Sinetron 'Sajadah Cinta' dengan Bayaran Rp 1,5 Juta per Episode, 25 Orang Tertipu

Terciptalah 12 busana Muslim dan 12 busana konvensional dari kain tenun troso Jepara yang dibawa terbang ke Paris.

"Tampil cantik tak harus seronok. Kami ingin buktikan bahwa kesopanan adalah ciri khas kecantikan alami orang Jawa. Kami wujudkan busana itu dibantu IFC selama tiga bulan. Potongan outerwear, atasan unik dengan bahan tebal dari kain tenun troso Jepara disesuaikan dengan kebutuhan pasar Eropa. Kebetulan bertemakan musim dingin. Usai show, ada buyer asing menawar membeli satu baju atasan dihargai 250 Euro. Kami berterima kasih karena tak dijual dan akan dikoleksi di sekolahan," sambung Fitria.

Bisa berkesempatan menginjakkan kaki di Paris adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi desainer muda seperti Fitria dan Farah.

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x