Follow Us

Kecewa Tak Diterima di SMP Impian Akibat Sistem Zonasi, Seorang Siswa di Pekalongan Bakar Ijazah

None - Kamis, 04 Juli 2019 | 11:53
Seorang siswa pekalongan bakar belasan piagam
Instagram @undercover.id

Seorang siswa pekalongan bakar belasan piagam

Y merasa piagam-piagam tersebut tidak berlaku lagi dengan kondisi saat ini.

Ayah Y, Sugeng Witoto (50) saat memperlihatkan piala yang didapatkan oleh anaknya, Rabu (26/06/2019)
Tribun Jateng / Indra Dwi Purnomo

Ayah Y, Sugeng Witoto (50) saat memperlihatkan piala yang didapatkan oleh anaknya, Rabu (26/06/2019)

Piagam-piagam tersebut merupakan berbagai kejuaraan seni dan agama yang diikuti dan beberapa menyabet juara satu tingkat Kabupaten Pekalongan.

Dia menjelaskan, ada sekitar 15 piagam penghargaan yang dibakar.

Berbagai kejuaran yang diikuti dan berhasil menyabet juara satu diantaranya seperti menulis halus, cerita islami, tilawah, adzan, nyanyi solo, nyanyi grup, dokter kecil.

"Anak saya juga selalu masuk dan memiliki ranking di kelasnya.

Mungkin berpikiran piagam-piagam tidak membantu dirinya masuk ke SMP Negeri 1 Kajen (sekolah yang diinginkan), jadi akhirnya dibakar," kata Sugeng saat ditemui di kediamannya, Rabu (26/6/2019), seperti ditulis Tribun Jateng.

Menurut Sugeng, anaknya mendaftar ke SMPN 1 Kajen dengan menggunakan sistem zonasi, karena wilayah rumahnya berjarak 2000 meter dari sekolahan yang didaftar.

Minimnya sosialisasi Dinas pendidikan terkait PPDB yang melalui tiga jalur yakni jalur zonasi, jalur berprestasi dan jalur perpindahan orangtua, membuat anaknya terjebak dalam zonasi.

"Hari pertama pendaftaran saya mengantarkan anaknya melakukan pendaftaran online namun melalui jalur zonasi. Namun oleh guru dan kepala sekolah dasar, disarankan untuk masuk jalur prestasi.

Di hari kedua, mendaftar ke jalur prestasi namun tidak bisa, mengingat sudah mendaftar di jalur zonasi. Saya, sebagai orangtua kecewa. Kita sudah mendaftar ke jalur prestasi kata pihak sekolah (SMP) tidak bisa, harusnya daftar di sekolah di luar zonasi," jelasnya.

Dirinya mengungkapkan kendati kecewa dengan sistem yang ada, ia tetap melanjutkan anaknya masuk sekolah swasta agar tidak kecewa berkelanjutan.

Editor : Yoyok Prima Maulana

Latest