Sosok.ID - Bicara soal niat, mungkin sudah tak asing di telinga umat Muslim. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan niat?
Saat melaksanakan sebuah amalan, kita selalu membutuhkan niat. Niatadalah amaliyah qolbiyah atau amalan hati yang hanya diketahui oleh masing-masing pribadi dan Allah SWT.
Niat dapat pula diartikan sebagai motif seseorang dalam melakukan perbuatan.
Apa Itu Niat?
Mengutip via laman Universitas Islam Indonesia (UII), secara bahasa niat berarti al-qasd atau keinginan.
Secara istilah syar'i, niat adalah azam atau tekad mengerjakan ibadah secara ikhlas karena Allah SWT, yang letaknya di dalam hati/di dalam batin.
Dalam Kitab Jami' Al 'Ulum wa Al Hikam I, dijelaskan bahwa niat adalah upaya seseorang mengendalikan diri sebelum beramal.
Al-Fadhl bin Ziyad berkata, “Aku pernah bertanya kepada Abu Abdullah -yakni Ahmad- tentang niat dalam beramal. Aku bertanya, ‘Apakah niat itu?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang mengendalikan dirinya ketika hendak beramal agar tidak menginginkan pujian manusia.’” (Kitab Jami’ Al ‘Ulum wa Al Hikam I/26).
Sementara Amirul Mukminin Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab, mengatakan bahwa ia mendengar perkataan Rasulullah SAW soal niat, bahwa setiap amalan tergantung oleh niatnya.
Hadis tersebut merupakan hadis populer yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, berbunyi:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
Pentingnya Niat Bagi Umat Islam
Ustaz Budi Jaya Putra dalam kajiannya yang dibagikan di YouTube Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Mei 2022 lalu pernah menjelaskan tentang pentingnya berniat sebelum beramal.
Ustaz Budi menuturkan, niat memiliki dua fungsi. Yakni untuk membedakan ibadah dengan kebiasaan, dan untuk membedakan tujuan seseorang dalam melakukan amalan.
Oleh karena penting meniatkan segala sesuatunya hanya karena Allah SWT, dan bukan mengharap puji-pujian manusia.
Adapun para ulama sepakat bahwa niat tidak wajib diucapkan, dan bahwa niat adanya di dalam hati manusia.
Ulama Yahya bin Abi Katsir menuturkan, umat manusia harus mempelajari niat, karena niat lebih dulu sampai di sisi Allah sebelum amalan.
Sedangkan ulama Mutharrif bin Abdullah menyebut bahwa baiknya hati adalah dengan baiknya amalan, baiknya amalan adalah dengan niat yang baik.
Lalu ulama Sufyan Ats-Tsauri menyebut, tak ada sesuatu yang paling berat untuk diobati kecuali masalah niat, sebab ia senantiasa berboalk-balik dalam diriku. (*)
Baca Juga: Berharap Utang Lunas, Bacaan Doa Memohon Rezeki Melimpah