Sosok.ID - Amerika Serikat (AS) di perang Vietnam punya satu pengalaman perang tak terlupakan yakni Jungle Warfare/Gerilya.
AS tak pernah mengalami perang gerilya.
Di perang dunia 2, AS melawan Jepang dan Jerman.
Di Eropa mereka menang lantaran jalannya perang seperti yang sudah mereka alami saat Civil War, pertempuran kolosal.
Saat melawan Jepang di rantai kepulauan Mikronesia lebih menitikberatkan pada serangan amfibi.
Saat di Vietnam baru AS tahu jika mereka culun dalam perang hutan.
Disinilah AS membangun AH-1 Cobra sebagai unsur counter insurgency (coin) melawan gerilyawan Viet Cong.
Sementara itu militer Indonesia sudah paham betul taktik gerilya/kontra gerilya.
Hampir semua palagan pertempuran Indonesia lebih berkutat dengan cara gerilya untuk memberantas gerakan separatis.
Untuk mendukung manuver prajuritnya di lapangan, militer Indonesia juga menggunakan helikopter.
Misal di Papua, pergeseran logistik dan pasukan menggunakan heli.
Namun perlu disadari yang dikerahkan di sana merupakan helikopter angkut, bukan serang.
Maka untuk mendukung close air support, diperlukan unsur udara bersifat ofensif.
Meski sangat tidak direkomendasikan dikirim ke sana karena yang dilawan cuma kroco KKB Egianus Kogoya.
Senjata ofensif yang cocok digunakan melawan taktik gerilya tak lain tak bukan ialah pesawat EMB-314 Super Tucano.
Tucano meneruskan trah kuda liar OV-10 Bronco yang pernah digunakan Indonesia.
Fretilin di Timor Timur paham betul bila pesawat coin Bronco yang dulu digunakan Indonesia meninggalkan luka batin dan trauma lantaran keganasannya di medan tempur.
Super Tucano mampu membawa amunisi dan bom total 1550 kg, cukup untuk membabat semua gerilyawan yang bersembunyi di tengah hutan.
Dua senapan mesin 12,7 mm di sayap kanan kiri memuat 1.100 butir peluru.
Bom yang dibawa juga beragam mulai dari Mk 81, 82, bom napalm hingga smart bom macam GBU-54.
Kemudian untuk menjebol bunker atau kubu-kubu pertahanan disediakan AGM-56 Maverick, jelas bukan kaleng-kaleng.
Super Tucano bisa saja hadir di medan konflik di seluruh wilayah Indonesia karena negeri ini punya hak menggunakan segala sumber dayanya untuk mempertahankan kedaulatan negara termasuk memberantas gerakan separatis.(*)
Baca Juga: Alasan Haru Nagita Slavina Kepengin Adopsi Anak, Penuh Air Mata